***
Bulan bersinar terang dalam fase purnama. Langit tidak tenggelam dalam lautan bintang tapi senja yang temaram dengan balutan violet dan magenta. Matahari menyangga mahkota yang menerangi jagat raya. Lautan biru terang terhampar sejauh mata memandang. Sebuah kereta terparkir di tenpat pemberhentian . Hanya ada deretan kursi kosong beratap tanpa bangunan atau loket kecil. Ada tangga di tengah menuju jalan setapak rerumputan dipenuhi bunga Lily putih.
Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat bola lampu besar yang melayang naik turun. Empat orang manusia berjalan dengan wajah cerah dan senyum bahagia dengan kilasan ketakutan dan kekhawatiran memudar. Tak sabar menanti keluarga dengan sambutan air mata. Tampak diujung jalan berdiri kokoh gerbang putih besar dengan pintu dari awan yang bertumpuk. Semua orang berlari ke arahnya dengan perasaan gembira.
Tetapi, tunggu masih ada seorang perempuan yang tertinggal di belakang. Duduk di salah satu kursi menghadap kereta. Ia tidak terlihat sedih justru sedang menikmati pemandangan langit syahdu bertabur kemerahan juga tarian burung di angkasa. Terbang dalam formasi menuju bulan yang bersinar sempurna.
Gadis itu tersenyum dan bangkit. Kakinya mengarah memasuki kereta yang masih terbuka. Lalu pintu tertutup dan suara kereta melengking pertanda keberangkatan. Uapnya mengepul dari cerobong asap membumbung angkasa. Rodanya bergerak cepat konstan seolah ada jalur rel tidak tampak membawanya naik ke atas. Seakan terbang tak bersayap seperti roller coaster yang terus menanjak menuju puncak.