***
Kasih mengerjapkan kedua mata. Samar-samar ia melihat deretan kursi yang berjajar di depannya. Jendela besar dan tidak terlihat apa-apa. Saat ia sadar ia langsung tersentak berdiri. Ia meraba seluruh tubuhnya yang masih dalam keadaan utuh. Gamis panjang coklat yang tidak tergores apapun juga jilbab kefiyah yang masih melekat di kepala. Kasih mengembuskan napas lega. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling.
"Dimana aku berada?"
Masih sama ia berada di kereta namun kereta yang tua dan terbuat dari kayu. Hanya ada dua bangku panjang yang menempel di sisi kanan dan kiri berhadap-hadapan. Dua pintu depan dan belakang yang berada di bagian kiri kereta. Jendela yang sangat besar dengan kaca bening mengelilingi tubuh kereta. Sayangnya tidak terlihat apapun hanya gelap seperti dalam terowongan yang tidak berakhir. Lampu kuning yang hangat memanjang di atas kereta. Selain itu, tidak terdengar apa-apa seakan kereta tengah melayang dalam kondisi lurus ke depan.