Train to Heaven

Nurul Wulan
Chapter #8

Bab 8

***


Semua orang langsung berjalan melihat siapa yang berada di gerbong kelima. Kasih mendapati bapak berbaju batik yang baik hati itu berada di gerbong kelima. Ia sangat senang. Juga seorang bapak yang duduk di samping Rose perut yang bucit kemeja dan blazer sedang duduk di kursi dalam keadaan tidur. Ia mengorok dengan kepala menghadap ke atas mulut terbuka. 

Julian langsung menyalami bapak berbaju batik. "Bertemu lagi kita, Pak," ujar Julian dengan senyuman hangat. 

"Kenalkan ini dengan Bapak Tulus, beliau duduk di samping saya di kereta. Oh iya dan beliau seorang polisi," Julian dengan bangga mengenalkan bapak berbaju batik itu. 

"Salam kenal bapak-bapak, ibu dan mbak semuanya. Kalau ada yang butuh bantuan bisa bilang dan datang langsung ke saya," kata Tulus dengan penuh keyakinan. 

"Oke, Pak," balas Kasih.

"Kenalkan juga dengan bapak yang sedang tidur itu namanya Pak Hakim. Katanya ia sedang ngantuk jadi tidak mau diganggu," tambah Tulus. Semua orang menatap Hakim tapi tidak ada yang tertarik dengan bapak perut buncit itu. 

"Baiklah, karena semua orang sudah lengkap sepuluh orang dan kita berada di gerbong terakhir," kata Julian melihat ke gerbong kereta yang hanya terdapat jendela besar dari kaca di belakang. Tidak ada pintu. 

"Bagaimana kalau kita saling menceritakan diri kita satu sama lain?" 

Dori mengangkat tangan menyela, "Apakah itu penting? Aku pikir sekarang bukan saatnya. Karena yang lebih penting, sekarang kita berada di mana? Bagaimana kita keluar dari sini? Bagaimana aku bisa pulang?" Dori menggeram mengangkat kedua tangan mencari jawaban. Tidak sabar.


"Oke, Baiklah. Membahas kondisi kita sekarang lebih penting." Julian mengalah dan menuruti Dori.

Lihat selengkapnya