Transmigrasi Gadis Bar-bar

Nazwa Saima Putri
Chapter #2

Awal perjalanan

Sore ini adalah hari kepulangan Maurela dari rumah sakit, ia sangat senang karna selama di rumah sakit ia pasti akan selalu di posesifin oleh Mama dan Papa nya.


"Gimana keadaan kamu?" Tanya Dokter.


"Ah, aku udah ngerasa baikan banget dok." Ucap Maurela dengan senyum tipis.


Renata tersenyum sambil merapikan barang-barang mereka selama dirumah sakit. "Kalau begini kan Mama jadi senang banget, karna putri kesayangan Mama akhirnya keluar juga dari rumah sakit." Ujar Renata.


Dokter memberikan dan menjelaskan beberapa resep obat yang tidak boleh keluapaan untuk meminumnya.


Dan tidak lama dari situ Mario pun datang untuk menjemput Istri dan juga Putri nya.


Sekarang mereka sedang berada didalam mobil, di dalam mobil Maurela merasa sangat canggung dengan kedua orang tua tersebut, tapi dengan sebisa mungkin dia akan berusaha untuk lebih akrab lagi sih.


"Duh, canggung banget nih, gue kan bukan Maurela asli, trus juga kalau gue tanya-tanya yang ada mereka malah ngerasa aneh, karna kan gue belum tau pasti sifat asli Maurela itu Extrovet atau Introvet" batin Maurela dalam hati nya.


○●○


Maurela sekarang sangat terkagum dengan bangunan mewah yang kini berada tepat didepan matanya, selama ini bangunan seperti ini hanya ada didalam dunia khayalan nya saja.


Mulut Maurela sampai terbuka karna saking takjub nya dengan Mansion tersebut, "Kamu kenapa sayang?, aneh banget sih?, yok masuk Mama anterin kamu kekamar." Ucap Renata lalu menggandeng tangan putri nya.


Maurela dituntun sampai kekamar nya, saat perjalanan dari depan samapi kamar nya, ia tidak ada habisnya berdecak kagum didalam hati.


"Njir, kalo rumah nya kayak gini gue pasti betah banget tinggal disisi sih." Batin Maurela.


Dan saat sampai ke kamarnya pun ia masih melanjutkan aktivitas kagum nya itu, Maurela membuka matanya lebar-lebar melihat kamar yang begitu luas, disana ia melihat ada kasur, tempat belajar yang dipenuhi banyak buku, meja rias yang isinya hanya bedak bayi saja dan sisir, lalu ia melihat lemari besar dan juga kamar mandi yang luas.


Karna penasaran Maurela berjalan bergerak menuju lemari itu "Gue yakin kayaknya si Maurela ini punya banyak baju yang bagus dan gaun ala-ala princes gitu deh." Ucap nya sendiri.


Tapi saat lemari dibuka ia sangat terkejut melihat banyak sekali baju yang begitu kolot dan kuno "Dih gak sesuai ekspetasi banget dah, padahal gue kira baju dia itu bagus-bagus semua, tapi gapapa kan sekarang bokap gue kaya, jadi besok gue bakalan beli baju bagus yang banyak deh." Gumam nya sendiri.


"Tapi karna sekarang situasi nya sedang mepet, gue mau mandi trus pake baju yang ada disini aja deh." Lanjutnya.


Maurela berjalan berjalan kedalam kamar mandi, kamar mandi itu sangat luas dan mewah, "Wanjay, kayak kamar mandi para putri bangsawan, kalau dicerita-cerita novel." Kagumnya lagi.


10 menit selesai mandi, Maurela mencari-cari handphone Maurela asli untuk ia gunakan, "ck, kemana sih dia naro handphone." Decak nya kesal, lalu ia berjalan kearah meja belajar dan ternyata handphone itu berada di sana.


Maurela sangat penasaran dengan isi ponsel tersebut lalu ia menghidupkan nya, dan untungnya ponsel tersebut ternyata tidak memiliki kata sandi sedikit pun, Aplikasi pertama yang akan ia buka adalah galeri, disana melihat cuma ada tiga foto Maurela saja dan foto itu dia terlihat sangat cupu dan culun sekali, selebih nya ia melihat banyak foto cowok, yang sepertinya selama ini dia diam-diam mengambil foto itu.


Sekarang dia beralih ke aplikasi hijau "Nah, gua bongkar ni rahasia lo." ucap Maurela sambil tertawa pelan.


Tapi tawa itu seketika berhenti, didalam aplikasi itu banyak sekali terdapat pesan ujaran kebencian dan juga kata-kata yang menyakitkan yang bisa membuat seseorang terkena tekanan batin dan gangguan mental.


Orang yang paling banyak mengirim pesan adalah orang yang diberi nama kontak Clarissa, lalu Lani, dan juga Sera.


Mereka bukan hanya mengirimkan kata-kata yang begitu menusuk, tapi mereka juga mengirimkan banyak foto, foto itu sepertinya diambil saat Maurela habis dibully oleh mereka.


Karna sudah tidak sanggup melihatnya, ia segera mengembalikan aplikasi itu, lalu termenung sebentar.


"Masalah kayak gini kok dibiarin aja sih?, kasihan dia tau, trus juga Mama sama Papa nya kenapa gak bawa kasus ini kejalur hukum aja sih." Batin nya.


Lihat selengkapnya