TRANSMIGRATION : CEO WIFE IS ALWAYS LAZY!

Yanti Fitri
Chapter #1

Prologue

Arin Feni menghabiskan sepanjang hidupnya berkeliaran tidak jelas di jalanan untuk mencari pekerjaan agar dapat makan, tidak perduli pekerjaan jenis apa kecuali menjual dirinya akan gadis itu lakukan untuk tetap dapat makan.

Arin sama sekali tidak memiliki keluarga karena semenjak masih bayi kedua orang tuanya membuangnya ke panti asuhan sehingga membuatnya sama sekali tidak mengetahui siapa kedua orang tua kandungnya.

Tidak ada keluarga yang ingin mengadopsinya karena mereka melihat sifat aneh dan wajahnya yang tidak terlalu menarik yang dapat menimbulkan cemooh dari orang lain hingga ia besar, kemudian tidak lama setelahnya panti asuhan tempatnya itu di tutup sehingga menyebabkan Arin sama sekali tidak tau harus kemana karena tidak memiliki kerabat dan pekerja panti asuhan sebelumnya tidak mau menampungnya sehingga Arin menjadi seperti ini.

Sepanjang malam Arin akan habiskan tidur di pinggir jalan atau di bawah reruntuhan geduang bekas beralaskan kardus bekas bersama beberapa pengemis dan gelandangan lainnya, Arin kadang makan bergantung pada sisa makanan toko yang telah di buang yang di mana kadang selalu mendapat umpatan marah dan di caci karena di anggap merusak pemandangan toko mereka.

Arin sama sekali tidak pernah mengeluh dengan semua yang ia alami, setiap harinya ia akan selalu menampakkan senyuman walaupun terlihat aneh di wajah jeleknya bagaimanapun keadaannya karena menurutnya ia bersyukur telah di berikan hidup.

Hingga pada suatu ketika Arin tengah berjalan menyusuri jalan pada sore harinya saat kembali dari sebuah toko yang mau mempekerjakannya dengan imbalan sepiring makanan ia melihat beberapa anak laki-laki tengah bermain bola di lapangan dekat pinggir jalan dengan riangnya.

Arin sejenak berhenti untuk sekedar menonton kebahagian mereka sampai tatapan Arin mendarat pada seorang anak laki-laki yang sedikit gemuk dengan semangat mengejar bola yang menggelinding menuju jalan raya, saat memungut bolanya anak laki-laki gemuk itu sama sekali tidak memperhatikan ada sebuah truk besar pengangkut barang melaju dengan cepat ke arahnya.

Entah apa yang ada di pikirkan Arin saat itu karena ketika ia sadar kalau dirinya tengah berlari ke arah anak gemuk yang masih memperhatikan bola yang ia pegang itu dengan begitu cepat dan yang membuat Arin bertambah bingung adalah bagaimana dirinya yang lambat itu berlari dengan kencangnya secara ajaib.

Hingga saat Arin sekali lagi menyadari kalau ia dengan keras mendorong tubuh besar anak laki-laki itu ke samping agar tidak tertabrak sementara dirinya masih berdiri di tempat anak laki-laki itu tadi berdiri, saat akan berlari ke tepi Arin kalah cepat dengan truk yang melaju kencang sambil dari kejauhan membunyikan klaksonya dengan kuat membuat orang di sekitarnya langsung terfokus ke arahnya.

Pada akhirnya tubuh Arin tertabrak dengan kuat sehingga menyebabkan tubuh kurusnya terpental jauh dari jalan dan menggelinding menuju sisi sebelah jalan dengan luka yang mulai mengeluarkan darah akibat akibat aspal jalan yang kasar dan keras

Selain itu kepalanya juga tidak sengaja terbentur pada sisi jalan dengan keras membuat pandangan Arin buram sambil mengerang kesakitan, banyak orang berlari menuju tempat Arin tergeletak sambil berbicara untuk segera memanggil ambulan.

Lihat selengkapnya