TRANSMIGRATION : CEO WIFE IS ALWAYS LAZY!

Yanti Fitri
Chapter #2

1

Arin masih bingung dengan semua kejadian yang menimpanya saat ini, bagaimana ia yang jelas-jelas telah di tabrak truk dan meninggal masih dapat berada di dunia dalam keadaan sehat secara fisik serta batin, bernafas dan merasakan jantungnya berdetak normal layaknya manusia umumnya.

Apa yang sebenarnya terjadi padanya saat ini dan bagaimana semua ini terjadi, Arin pun masih bingung dengan kepalanya masih berusaha memproses semua hal aneh yang ia alami.

Di tengah kebingungannya Arin mengangkat kedua tangannya dan melihat kalau pergelangannya terlihat jauh lebih kecil, halus, putih tanpa cela seolah-olah selama hidup ia sama sekali tidak pernah melakukan pekerjaan keras dan kasar seperti apa yang ia lakukan sebelumnya.

"Bagaimana tanganku terlihat sebagus ini." gumam Arin kagum lalu kembali terkejut mendengar suaranya yang begitu halus dan jernih tidak serak atau kasar.

Kemudian dengan tergesa-gesa Arin berjalan hampir berlari menuju meja rias yang penuh alat-alat kecantikan bermerek di depannya namun semua itu sama sekali tidak dihiraukan oleh Arin melainkan ia lebih terfokus pada pantulan yang terlihat di cermin yang begitu jelas terlihat di mata besarnya yang berair.

Di cermin itu Arin melihat sangat jelas sesosok gadis yang terlihat berusia enam belas atau tujuh belas tahun dengan wajah kecil yang halus tanpa noda sedikitpun, bibir merah alami dan mata coklat besar polos yang selalu berair menyihir siapa saja dan membuat hati yang menatapnya melembut ingin menjaga agar tetap murni.

Bahkan Arin yang menatap pantulan dirinya sendiri merasa langsung lemah dan jatuh cinta pada diriny- bukan pada tubuh yang ia tempati saat ini karena jelas-jelas Arin tidak mengenali sosok yang ada di cermin itu di mana sebelumnya dirinya memiliki penampilan usang, lusuh, hitam dan dengan banyak bintik bekas jerawat yang terlihat sangat buruk di wajahnya.

"Bagaimana wajah-ku begitu indah seperti ini!" pekik Arin dengan suara halus dan jernihnya.

"Siapa aku?" kata Arin kebingungan.

"Tapi wanita tadi jelas-jelas memanggil ku Arin."

"Apa setelah kecelakaan ada yang memungut dan membawamu untuk operasi plastik." gumam Arin kebingungan sambil mulai menyentuh wajahnya yang halus.

"Bagaimana wajah ku begitu halus dan kenyal seperti ini."

Tokkk!

Suara ketukan keras berasal dari luar membuat Arin tersentak sambil menoleh ke arah pintu, sejenak Arin bimbang antara ingin membuka pintu atau tidak karena ia sama sekali tidak mengetahui situasinya saat ini.

Namun tentu saja kalau Arin memilih untuk tidak membuka pintu ia akan terus merasa semakin bingung dengan situasinya saat ini, mungkin saja dengan membuka pintu Arin akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sini.

Dengan langkah pelah Arin berjalan ke arah pintu lalu membukanya dengan perlahan dan menemukan seorang wanita berpakaian hitam-putih berdiri dengan wajah lembut sambil memegang nampan perak yang berisi makanan dan segelas susu.

"Nona Arin saya membawakan anda sarapan." Kata pelan wanita itu sedikit menundukkan kepalanya sehingga membuat Arin sama sekali tidak dapat melihat ekspresi wanita itu.

Lihat selengkapnya