Dalam keheningan malam teriakanku memekik, menjelma suara kijang yang terpanah jantungnya. Memenuhi ruang dengar orang-orang sekitarku. Membuat mereka yang mendengarnya tampak sedang membatin.
Apa yang sebenarnya ada dalam ilusiku? Ketakutan apa yang kurasakan dalam gelapnya kelopak mata yang sedang terpejam? Mungkin itu yang orang-orang ingin tanyakan kepadaku. Sayangnya mereka tetap bungkam, meski tatapan itu terlihat jelas sedang menatap wajah senduku.
Tak lama berselang, aku kembali tenang. Terdiam dalam lamunan dengan mata yang menatap jendela berterali besi. Mata yang kembali berkaca-kaca memberi isyarat kepada semua insan, bahwa aku sedang menjerit dalam diam.
Seseorang berpakaian putih terlihat memasuki ruangan tempatku berada. Dia menghatarkan makanan dan beberapa obat yang harus rutin kuminum. Mataku menatap tajam ke arah suster itu, rasanya enggan sekali meminum obat malam ini.
Meski kesadaran sering hilang, entah kenapa meminum obat selalu saja membuatku menghindar. Itu sebabnya beberapa kali aku mencoba kabur saat waktu minum obat telah tiba. Apa aku tidak ingin sembuh? Apa seperti ini hari yang ingin kujalani? Pertanyaan itu sering kutanyakan pada diriku sendiri.
Kali ini aku meminum pil pahit tanpa menggunakan paksaan. Mulutku terbuka seolah siap untuk diberi obat. Wajah suster itu tampak sedikit terkejut, mungkin baginya ini pertama kali melihatku menurut. Entah apa yang membuatku seperti ini. Saat ini aku hanya bergerak seperti mayat hidup yang tak bernyawa.
Suster itu tersenyum penuh bahagia, dia juga segera menyelimutiku kemudian berjalan kembali keluar. Namun, tidak lama kemudian aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Dari tingkahku yang terlihat, orang lain mungkin akan berpikir bahwa aku kali ini berusaha kabur lagi.
Kakiku berjalan mendekati pintu kamar. Aku membukanya lalu melangkah keluar. Baru dua langkah kakiku menapak, kepalaku mulai menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku tidak sedang melihat sekitar ataupun sedang memastikan keadaan. Tubuhku ada di sini karena kudengar seseorang memanggil namaku.
Sepertinya semua itu salah, tidak ada seorang pun di luar kamar. Kini langkahku membawa kembali ke tempat tidur. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu, tetapi terdengar jelas bahwa suara seseorang sedang memanggil namaku.