Trapped On You

Nami Hanna
Chapter #3

Seseorang dari masa lalu

 Sarah berdiri menatap salah satu gedung yang terlihat paling memcolok karena kemewahannya dan di manhatthan, Di bagian atas pintu masuk utama gedung tersebut terpampang nama perusahan 'Blue Marine'.

Untuk beberapa menit, Sarah hanya berdiri di pelataran gedung tersebut. Butuh waktu bagi Sarah untuk mengumpulkan rasa percaya diri dan keberanian agar bisa melangkahkan kaki lebih jauh, terlalu banyak orang di sana, dan rasa canggung untuk berinteraksi dengan orang asing membuatnya sedikit gelisah.

Dengan keraguan yang masih menyelimuti hatinya, perlahan Sarah mulai melangkah mendekati pintu masuk, gadis itu benar-benar belum bisa terbiasa dengan betapa mewah dan berkelasnya desain gedung perusahaan penerbit sekaligus perusahaan penyiaran terbesar dan terbaik di Amerika, situasinya membuat gadis manis itu semakin gugup saja.

"Aku sudah sampai sejauh ini. Aku pasti bisa!" Gumamnya menyemangati dirinya sendiri. Sedetik kemudian entah kenapa Sarah tiba-tiba teringat tentang Rowan, sentuhan telapak tangannya yang terasa dingin malam itu, seolah masih bisa dia rasakan di kedua sisi wajahnya, sungguh sangat menenangkan.

Sarah mengambil nafas dan menghrmbuskanya perlahan, perlahan kakinya mulai melangkah mendekati pintu utama.

"Hai, Sarah!" hampir saja Sarah melewati pintu otomatis yang terbuat dari kaca di hadapannya. tiba-tiba sebuah tepukan pelan di bahu kanannya membuat gadis mungil itu terjingkat kaget, dan langsung berbalik. Disana berdiri seorang gadis berambut coklat kemerahan sedang tersenyum padanya.

"Anna!" Sarah menghentakan kaki kirinya karena kesal, dia lupa kalau pergelangan kaki kirinya masih sakit akibat kecelakaan pada malam sebelumnya, Sarah pun mengaduh sambil berpegangan pada lengan gadis di hadapannya.

"Kau baik-baik saja?" Anna menahan tubuh yang lebih pendek agar tetap berdiri tegak. "Ada apa dengan kaki kirimu?" tanya Anna lagi dengan raut panik saat menyadari pergelangan kaki kiri sahabatnya dalam keadaan diperban.

"Haanya terkilir," jawab dengan singkat sambil meringis menahan sakit.

"Apa masih sangat sakit? Apa kau sudah pergi ke rumah sakit?"

"Iya. Jangan khawatir aku juga sudah pergi ke rumah sakit,"

"Astaga! Aku selalu berharap kau akan keluar dari apartemenmu yang suram itu, tapi kenapa begitu keluar kau justru terluka! kau tidak sedang merencanakan hal yang aneh kan?" Anna bicara sangat cepat bagai seorang Rapper, dan itu membuat Sarah tersenyum geli.

Lihat selengkapnya