Kebahagiaanku bukan berdasarkan apa yang kumiliki, melainkan apa yang kupikirkan tentang apa yang kumiliki. Dan aku bersyukur untuk itu.
Salah satu kru kapal mengacaukan lamunanku. "Bersiaplah, kita segera sampai."
Jean terlihat gembira mendengar itu. "Bergembiralah tampan, kita di sini," ucapnya. Setelah kapal sampai di pelabuhan, aku segera membawa mobilku turun dari kapal.
Hari semakin sore, dan itu membuatku melajukan mobilku semakin kencang. Kami tidak ingin terlambat. Kami telah berjanji kepada pemilik penginapan, Blake Carlton. Ia meminta kami untuk menemuinya di sebuah kedai minuman. Kami tidak bisa menginap tanpa kunci penginapan.
"Apakah itu tempatnya?" tanya Jean. Ia mengangkat tangannya, dan menunjukkan telunjuknya.
"Ya, sepertinya begitu."
Aku memperlambat laju mobilku sebelum aku memperhentikannya. "Baiklah, sayang, aku akan masuk ke dalam, dan kau mengisi bensin mobilnya!"
"Baiklah."
Aku masuk ke dalam. Kedai itu cukup sepi, hanya ada beberapa orang, termasuk seorang Sheriff yang juga sedang berada di sana. Aku mencoba mencarinya, tetapi aku tidak melihatnya. Aku ingin bertanya pada salah seorang di sana. Tapi sebelum aku melakukannya, aku memesan kopi terlebih dahulu.
"Halo Tuan. Apa ada yang bisa kubantu?" tanya seorang wanita penjaga kasir di sana.
"Aku hanya ingin memesan 2 kopi untuk di bawa pulang. Apa bisa jika kutinggal sebentar?"
"Baiklah, silahkan."
Aku mencoba bertanya pada Sheriff yang sedang menikmati minumannya. "Permisi Sheriff, apa aku boleh meminta waktunya sebentar?"
"Tentu. Apa ada yang bisa kubantu?"
"Ya. Aku sedang mencari seorang pria. Ia berjanji padaku untuk menemuinya di tempat ini, tapi sampai sekarang aku belum juga melihatnya."
"Siapa nama pria itu?"
Aku memberitahukan namanya pada Sheriff. "Blake. Namanya Blake Weist."
"Oh, Blake. Tadi aku melihatnya. Mungkin ia sedang berada di dalam sana," katanya. Dan Sheriff menunjukan arahnya. Ia menunjuk ke arah toilet.
"Terima kasih Sheriff."
Aku masuk ke dalam, mencari Blake yang sedang berada di toilet. "Blake, apa kau ada di dalam?"
"Siapa itu?" jawab seseorang dari salah satu balik pintu toilet.