Traumatic Incident

Harits Arwan
Chapter #10

Traumatic Incident #9

Aku telah membuat kesalahan, tetapi yang terbesar adalah yang tidak bisa di maafkan. Aku hanya tinggal mengetahui bagaimana caranya supaya aku dapat menebus semua kesalahan itu. Tapi apapun itu, akan aku lakukan.

Sheriff memintaku masuk ke dalam mobil polisinya, sehingga ia dapat membawaku pergi ke kantornya. Hingga tidak terlalu lama, akhirnya aku sampai di sana. "Ayo turun James!" perintahnya. Dan aku menurutinya.

"Ayo, sekarang kuti aku!"

Aku mengikuti Sheriff masuk ke dalam kantor. Sebenarnya aku tidak berharap semua ini akan terjadi. Apalagi jika ini menjadi akhirku, maka aku tidak akan bisa bersama Jean lagi. Tapi aku mencoba menghilangkan pikiran buruk itu, karena aku belum terbukti salah.

"Baiklah James, silahkan duduk!"

Aku duduk di kursi yang telah di sediakan. Aku merasa sedikit takut, apalagi dengan beberapa Sheriff yang mengelilingiku, membuat ketakutanku semakin muncul. Tanganku mulai kembali gemetar, bahkan hawa panas mulai naik menyelimuti tubuhku. "Tenanglah James, aku tidak akan melakukan apapun padamu, karena yang aku inginkan adalah penjelasan darimu. Jadi aku mohon bekerjasamalah denganku."

Tapi aku hanya menganggukan kepalaku, sebelum akhirnya Sheriff memberikan beberapa pertanyaan padaku. "Baiklah James, mari kita mulai! Sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan. Tapi aku akan memulainya dengan pertanyaan pertama. Semalam aku mendapat panggilan telepon dari Dokter Eugene, ia bilang jika sesuatu terjadi di kliniknya, dan aku juga mendengar teriakan di sana. Karena itu aku pun langsung pergi ke sana untuk mengeceknya. Namun setelah aku sampai sana, aku melihat darah yang berceceran di mana-mana, bahkan semua orang tewas dengan mengenaskan, termasuk Hugo dan juga Dokter Eugene. Dan yang ingin aku tahu adalah, apa yang sebenarnya terjadi di sana? Apa kau bisa mengatakannya padaku?"

Aku mulai merasakan ketakutanku setelah mendengar semua itu. Bahkan aku melihat kedua tanganku yang terus bergetar. Aku merasakan sakit mengingat kejadian itu, sehingga aku memegangi kepalaku menggunakan kedua tanganku. "Aku ... Aku ... Aaagh ...."

"James, apa yang terjadi denganmu? Tenanglah James! Tenanglah!"

Aku mencoba menenangkan diriku, dan mengendalikan ketakutanku, sebelum akhirnya Sheriff memberikan segelas air minum padaku. "Ini James, sebaiknya kau minum dulu!"

Aku meminum air minum itu, dan menghabiskannya. Setelah habis, Sheriff kembali bertanya, "Apa yang terjadi denganmu James?"

Aku masih memegang kepalaku sembari meletakan kedua sikutku di atas meja. "Maaf Sheriff, tapi apa bisa aku sendiri sebentar, karena sekarang aku ingin membutuhkan sedikit ruang?"

"Baiklah James, ayo kau ikut denganku! Aku akan memberikan ruang khusus untukmu."

Aku ikut dengan Sheriff pergi menuju sebuah ruangan. Setelah sampai, aku memasukinya. "Silahkan James aku akan meninggalkanmu sendiri dulu."

"Terima kasih Sheriff," kataku. Sheriff pergi dengan menutup pintunya, dan meninggalkanku sendiri di dalam sebuah ruangan, yang sepertinya ruangan itu adalah ruangan khusus untuk mengintrogasi orang.

Lihat selengkapnya