Travel - Ex

Fikra Nur Syahbana
Chapter #21

Bab 20 : Malam di Kereta

Beberapa hari ini aku dan Danis sibuk mengurus berbagai venue keperluan pernikahan kami nanti. Kami baru saja survei beberapa gedung. Sudah banyak gedung yang kami kunjungi masih belum ada yang menarik perhatian Danis. Alasannya berbeda-beda. Katanya, gedungya terlalu kecil mana muat dengan tamu yang akan kami undang-maklum kami bedua memiliki kenalan yang cukup banyak. Parkiran gedung yang tidak luas. Saat kami merasa cocok dengan satu gedung disanggahnya sudah ada pasangan lain yang terlebih dahulu menyewanya di tanggal yang sama.

Mobil Danis memasuki jalan tol. Kami akan kembali ke tempat kerja masing-masing. Danis harus kembali ke klinik dan aku ke butik.

“Oh ya, daftar catering untuk pernikahan kita ada di kamu kan ya?” tanya Danis.

Aku mengangguk, “Iya, ada di kamarku. Nanti kamu minta Mama aja untuk ambil.”

“Oke.” jawabnya singkat.

Tiba-tiba aku ingat sesuatu. “Ya ampun, aku lupa kalau hari ini aku punya janji dengan Nameera.”

“Dengan siapa?” tanya Danis sedikit kaget.

“Nameera, dia itu Product Manager dari brand pakaian ZeAns. Dia ngajak aku untuk berkolaborasi membuat desain minimalist modest wear yang cocok untuk kalangan anak muda.” kataku disambut dengan anggukan Danis.

“Terus janjiannya di mana?” tanya Danis. Matanya fokus pada jalan.

“Di Ciputat. Jam empat aku udah harus di sana. Kamu bisa antarin aku ke sana gak?”

Sekilas Danis menoleh padaku, “Tapi, Ren, kita mesti putar jauh untuk ke sana. Apalagi kamu tahu kalau aku udah ada janji juga sama pasien di klinik. Aku gak bisa antar kamu.”

Pundakku meringsut.

“Harus banget ketemu ya?” tanya Danis yang membuatku memicingkan mata padanya. Seperti menganggap pertemuanku dengan Nameera hal sepele.

"Dan, ini kesempatan besar buat aku untuk mengembangkan bisnis fashionku. Aku gak mau menyia-nyiakannya!” kataku kesal. “Kamu seperti tidak mendukung pekerjaanku.” ucapku lirih.

“Bukan begitu, Ren.” imbuhnya.

Danis menghela napas, “Oke, gimana kalau kamu pesan taksi online aja untuk ke sana. Nanti malam baru aku jemput kamu di Ciputat.” saran Danis.

Aku menimang-nimang usulannya, “Kalau nanti malam kamu sibuk, kamu gak perlu jemput aku, Dan.”

Danis melirikku, “Ren, come on, jangan marah seperti anak kecil.”

“Apa? Aku seperti anak kecil? Udah, Dan, turunin aku di sini aja.” kataku yang sudah malas berbincang dengan Danis. Baru saja Danis ingin menyanggahku segera kukatakan, “Please, no more argument, okay?”

Ketika kami sudah keluar dari tol tanpa menunggu lama Danis menurunkanku. Lalu mobil Danis berjalan kembali dan menghilang di perempatan jalan. Aku langsung memesan taksi online untuk pergi ke tempat pertemuanku dengan Nameera.

Pembicaraan yang tadinya direncanakan di cafe akhirnya berakhir di ruang kerja Nameera.

“Senang bertemu dengan anda, Mbak Irena. Perkenalkan saya Nameera.” sapa Nameera hangat. Aku menyambut uluran tangannya.

“Hai, saya juga senang bertemu dengan Mbak Nameera.” kami memilih duduk di sudut ruangan.

“Selamat atas terpilihnya Mbak menjadi fashion designer pilihan ZeAns untuk berkolaborasi bersama. Kami sudah lama tertarik dengan karya-karya Mbak Irena dan berharap kerja sama kami bisa membuahkan hasil yang maksimal.” ujar Nameera bersemangat.

Lihat selengkapnya