Travel - Ex

Fikra Nur Syahbana
Chapter #24

Bab 23 : Gosip Berjalan

Keesokan paginya saat aku terbangun dari tidurku, ponselku berkali-kali bergetar. Kalau kalian berpikir mataku akan bengkak karena semalaman menangisi gagalnya pernikahanku dengan Danis, itu berarti kalian salah. Karena aku sendiri pun bingung kenapa air mataku tak keluar sama sekali.

Semalam setelah kami bertiga mengobrol di ruang tamu, aku menghangatkan bakso yang dibelikan oleh Khaibar. Satu mangkok untukku. Satu mangkok lain Papa yang makan untuk menemaninya menonton pertandingan bola liga Inggris. Mama lebih memilih tidur karena kelelahan menangis.

Kubuka ponselku. Mengaktifkan data internet. Ratusan pesan dan puluhan panggilan tak terjawab telah hinggap di ponselku. Dengan kesadaran yang belum penuh, kubaca pesan-pesan mereka. Grup angkatan SMAku ramai. Kebanyakan dari mereka membicarakan gagalnya aku menikah. Aku tersenyum kecut. Aku bukan seorang public figur, tetapi informasi tentang kehidupanku begitu cepat tersebar dari mulut ke mulut. Aku hanya manusia biasa yang terkadang labil mengambil keputusan dan salah.

           

Medina : Are u okay?

Medina : Mau cerita apa yang terjadi dengan kalian berdua?

Medina : Gue dapat kabar dari Ayu kalau kalian gak jadi nikah. Kenapa babe?

Medina : Jawab dong, Ceu!

           

Masih ada lima pesan lagi yang belum kubaca dari Medina. Aku pun yakin kalau beritaku ini telah sampai di telinga Khaibar. Namun, sayangnya pria itu tidak mengirimkan sebuah pesan padaku bahkan menelponku pun tidak. Dia tidak keliatan peduli sama sekali.

“Halo, Med.” sapaku dengan suara serak.

"Astaga Irena! Dari abis subuh gue telponin lo tapi gak diangkat-angkat. Gue khawatir lo kenapa-napa.” kata Medina histeris.

Aku menatap layar ponselku. Benarkah yang sedang bicara denganku saat ini adalah Medina?

I’m really okay.” kataku sambil berjalan ke arah kamar mandi. Menatap wajahku di cermin. Tidak ada masalah.

“Kalian kenapa memutuskan untuk membatalkan pernikahan? Gue sangat-sangat kaget pas tahu berita tentang kalian berdua.”

“Emangnya berita gue gagal nikah masuk headline tv ya?” tanyaku risih.

Medina tertawa.

"Yang perlu lo ketahui adalah bukan gue yang membatalkannya. Danis mengambil keputusannya sendiri.”

Dapat kubayangkan wajah Medina yang tercengang di balik ponsel.

“Orang itu kenapa, sih? Kalian ada masalah?”

Aku menghela napas, “Ceritanya panjang, Med.” Sahabatku itu tidak tahu kalau kotak foto yang ia taruh di kamarku membawa petaka untuk Danis.

Lihat selengkapnya