Travel - Ex

Fikra Nur Syahbana
Chapter #26

Bab 25 : Undangan Reuni SMA

Kubaca berulang kali alamat yang tertera di undangan. Kali pertama bagiku berkunjung ke tempat ini. Mobilku memasuki parkiran cafe. Kulihat arlojiku sudah pukul tujuh malam. Malam ini aku akan menghadiri pembukaan sekaligus peresmian cafe baru milik teman SMAku, Erin. Dia pun merencanakan acara reuni SMA di cafe barunya.

Di belakang setir, aku menghela napas. Sepertinya malam ini aku akan bertemu dengan banyak teman lama. Telah kusiapkan jawaban-jawaban yang mungkin akan mereka ajukan. Terutama perihal hubungan cintaku yang cukup menyedihkan.

 Kucoba memberanikan diri untuk ke keluar dari mobil. Berjalan dengan mantap memasuki cafe. Ramai kegaduhan bercampur dan berbaur. Sudah banyak orang yang datang ke acara reuni ini. Hati kecilku berharap kalau dia juga datang. Tapi itu mustahil.

Seseorang memanggilku. Erin melangkahkan kakinya ke arahku. Kupasang wajah ceria. Kami melakukan salam pipi.

Congrats ya atas cafe barunya. Semoga banyak pengunjung yang datang.” kataku menyelamatinya.

Erin tersenyum.

“Selamat juga ya atas suksesnya pagelaran busana lo. Makin shining aja.” kata Erin sebagai ketua acara reuni malam ini.

 “Thanks. Oh ya anak udah berapa, nih?” tanyaku basa basi.

“Alhamdulillah, dua, Ren. Si kakak udah empat tahun. Yang bungsu baru enam bulan. Sekarang anak-anak udah gue titip ke eyangnya di rumah.” wajah Erin terlihat bahagia.

Aku membuat huruf O dengan kedua bibirku.

“Kapan nyusul, Ren?” tanya Erin bergurau.

Sepertinya aku salah bertanya tadi.

Aku terkekeh. “Belum ada pasangannya.”

“Gue juga turut sedih pas denger lo dan pacar dokter lo itu gak jadi menikah.” aku tersenyum kecut. Erin yang menebar gosip tentang gagalnya pernikahanku di grup WhatsApp. Sehingga grup SMA kami ramai meggibahi aku.

“Tapi teman-teman cowok kita juga masih banyak yang jomblo tuh, Ren.” bisik Erin. Aku tertawa sumbang. Kusadari bahwa banyak mata laki-laki yang memperhatikanku sejak aku datang ke tempat ini.

Kulihat Yola dan suaminya yang baru tiba. Mereka berjalan ke arah kami. Hendak mengucap selamat pada Erin. Setelah menikah, Yola memutuskan untuk berhijab. Perutnya pun mulai membuncit. Saat ia menikah, aku tak sempat datang ke pesta pernikahannya.

Setelah menyapa tuan rumah, suami Yola permisi pergi ke toilet.

“Apa kabar, Ren?” sapa Yola ramah.

Really good.” aku mencoba tersenyum.

“Sama Khaibar?” tanyanya.

Gerakanku refleks menjadi kaku.

 Aku menyengir. “Sendiri.”

Lihat selengkapnya