"Di bagian utara pulau ini, terdapat gunung angker. Berdasarkan rumor yang kudengar, di bawah gunung itu ada sebuah terowongan yang menyimpan banyak bangkai manusia dan bergentayangan—"
"Woy, woy! Stop cerita bohong itu! Jangan menakut-nakuti tamu kita!"
Dava menyela penjelasan Roni tentang misteri Gunung Trawang kepada seorang lelaki berkulit putih yang merupakan tamu hotel mereka dari Bandung. Ini bukan kali pertama Roni menceritakan kisah kelam di balik gunung pulau tersebut. Faktanya, setiap kali kedatangan tamu, Roni selalu mendekati mereka dan menceritakan hal yang sama.
"Jangan percaya ceritanya, ya. Cerita itu cuma karangan dia aja. Mana ada hal mistis kayak gitu di sini." Dava berucap sembari menyesap rokoknya dengan khidmat. Lelaki bertubuh atletis dengan dada bidang yang tak mengenakan pakaian itu pasalnya merupakan pemilik hotel kecil yang bernama Hotel Aura.
"Alah, bilang aja kamu takut dengar ceritaku ini. Setiap aku ceritain, kamu selalu aja pergi dan nggak mau dengar," cetus Roni, menyuarakan protesnya terhadap Dava yang acuh dan selalu mengganggu jalannya cerita yang Roni paparkan.
"Saya jadi penasaran dengan cerita Abang. Lalu, gimana kelanjutan kisahnya, Bang?" tanya Tian yang merupakan tamu hotel. Wajahnya memelas meminta agar Roni melanjutkan ceritanya.
"Ah, aku pergi aja kalau gitu, mah!"