“Anita aja udah ada yang punya. Kamu kapan nyusulin, Tar?”
Gue gak tahu kenapa yang namanya nikah bisa dijadiin tren. Tren nikah muda pula. Para remaja seumuran gue, yang memutuskan untuk tidak kuliah, mayoritas memutuskan menemui penghulu untuk membantu mereka mengucapkan ijab kabul. Gue gak tahu kenapa tren semacam ini bisa terjadi di lingkungan gue. Tren yang selalu buat gue merasa terpojok tiap kali ketemu tetangga.
“Masa dari jaman masih sekolah sampai lulus kamu gak pernah kelihatan punya gandengan. Kalah sama truk.”
Gue menarik napas panjang mencoba memasang senyum yang sama sekali tidak terlihat tulus. “Harusnya sih saya nikahnya tiga hari yang lalu soalnya kan saya tiga hari lebih tua dari Anita, Bulek,” jawabku.
“Emang lo sekarang umur berapa, Tar?”
Senyum paling cerah hari ini gue dedikasikan untuk Salma, sahabatku yang baru saja bertanya.
“Sembilan belas.”
Gue perempuan bernama Mentari Cahyani yang saat ini baru berusia sembilan belas tahun dan sudah diberondong pertanyaan kapan nikah. Lucu banget, kan? Alasannya sih sederhana karena gue memutuskan untuk gak kuliah dan memilih berdiam diri di rumah menemani orang tua serta satu keponakan yang super ngeselin. Orang bilang gue ini pengangguran, tapi bodo amat karena gue tahu betul bahwa gue masih bisa menghasilkan uang dengan menghadap laptop seharian di kamar. Ya, kerjaan gue adalah tukang ketik segala macam tulisan.
“Sumpah, kalau Anita bukan sepupu gue, gak mungkin gue bakal betah ada di sini.”
Salma tertawa. “Ya salah sendiri. Lagian lo kenapa sih dulu batal masuk kuliah? Padahal kan udah ikut tes dan udah keterima pula. Tinggal daftar ulang doang. Sekarang disuruh nikah malah misuh-misuh.
Salma benar dan karena itu gue cuma diam menyetujui.
“Lo mau gue kenalin sama cowok?”
Gue menatap sanksi. “Orang yang saat ini lagi jomblo mau ngenalin gue sama cowok?”
“Kenapa? Temen cowok gue banyak kali.”
“Iya percaya. Temen cowok lo banyak dan banyak juga yang demen sama lo, tapi mereka semua lo diemin aja.”
“Ya soalnya semua cowok sama aja. Ketemu yang bening dikit matanya langsung melotot.”
“Kayak begitu masih mau ngenalin gue sama cowok?”