Seluruh siswa-siswi baru berlarian mengelilingi Lanud Halim Perdana Kusuma dengan banyak yel-yel yang mereka nyanyikan. Dibelakang barisan para siswa, ada beberapa pelatih yang mengiringi bina jasmani para siswa-siswi. Setelah selesai lari pagi, mereka melakukan serangkaian olahraga militer dan pendinginan sebelum melakukan pembersihan diri kemudian dilanjutkan pendalaman materi bela negara.
“Ru, masih kuat?” bisik Adit.
“Aman, masih kuat kok. Lanjut aja,” jawab Rula sedikit terengah-engah karena harus menyelesaikan beberapa gerakan lagi. Adit mengangguk dan melanjutkan pendinginan yang sedikit lambat dari rekan-rekannya karena menunggu Rula.
Pendinginan selesai dilakukan, saatnya melakukan pembersihan diri di barak masing-masing. Rula menyadari jika rambut panjangnya akan memperumit pendidikan mereka kedepannya, maka dia meminjam gunting pada rekan yang membawa dan memotong rambutnya. Beberapa rekannya heboh dan histeris hingga pelatih wanita mendatangi barak mereka.
“Kenapa kalian?”
“Siap, Rula potong rambut bu!”
“Benar bu!”
“Astaga, dia bukan potong urat nadinya! Cepat selesaikan pembersihan diri, kalau 5 menit lagi kalian masih belum ada di lapangan dapat vitamin semua. Paham?” tegas pembina itu kemudian hanya bisa dijawab “siap” oleh para siswi. Mereka buru-buru bergantian ke kamar mandi dan mengenakan kaos jersey khas SMA Punca Prawira dengan celana training mereka. Setelah lengkap, para siswi berlarian dengan barisan dan langkah yang tertata.
“Siswa harusnya disiplin seperti ini siswi loh! Jiwa korsa siswa kalah sama jiwa korsa siswi bagaimana ceritanya? Dicek dulu anggotanya, diabsen. Jangan berangkat seadanya, rekannya dibiarkan kena hukuman sendiri. Jelas ini?”
“Siap, jelas!”
“Siswa penguatan dulu, hadap serong kanan gerak!” titah pelatih.
Seluruh siswa menuruti perintah itu dan saling melempar sorakan karena mendapatkan hukuman push up. Setelah mendapatkan 50 push up, akhirnya mereka dipersilahkan duduk dengan partner masing-masing. Rula menahan tawanya melihat Adit yang memegangi bahunya karena hukuman tadi. Ini pertama kali Adit terlihat kesal dengan pelatih, biasanya dia terlihat sangat senang dengan latihan fisik.
“Cie, mulai dongkol sama pelatih,” bisik Rula.
“Nggak, aku dongkol sama siswa yang bebal.”