“Lapor, Calon Kepala dan Wakil Leting tahun ajaran baru siap melaksanakan upacara pelantikan!” lapor Adit yang berdiri tegap bersama Rula disampingnya. Kepala Yayasan Kemunca Dirgantara memerintahkan untuk melanjutkan kegiatan pelantikan dan menantikan arahan pembaca acara untuk kegiatan selanjutnya.
“Amanat inspektur upacara, para siswa diistirahatkan.”
Pemimpin upacara yang tak lain adalah Prince si Ketua OSIS memberikan aba-aba untuk istirahat ditempat. Seluruh siswa-siswi melakukan gerakan istirahat ditempat dan terlihat lega karea acara formal akan segera berakhir.
“Terimakasih untuk pelatih kita, Kapten Udara Tanwira Ardiwilaga yang telah menunjuk sepasang siswa Gangsa sebagai kepala dan wakil leting mereka meskipun secara mendadak. Berdasarkan leting-leting sebelumnya, leting inilah yang melakukan pemilihan kepala dan wakil yang paling cepat. Namun apapun alasannya, saya yakin jika pelatih memiliki penilaian sendiri dan selamat bertugas untuk ananda Mahaprana Aditya juga adinda Rula Gaurimanohara. Semoga dengan terpilihnya kalian lebih awal, dapat membantu rekan-rekan leting dalam kegiatan pelajaran, pengasuhan, dan pelatihan.”
Tepuk tangan bergemuruh dari para siswa dan senior, sedangkan Rula dan Adit memberikan sikap siap dan jawaban “siap, terimakasih!” atas pujian dan harapan yang disampaikan oleh kepala yayasan langsung. Setelah upacara formal berlangsung, Adit menerima tongkat komando sebagai pertanda resminya menjadi Kepala Leting dan Rula menerima ban lengan pertanda resminya menjadi Wakil Leting.
Lucunya, para senior ternyata menyiapkan air untuk melakukan ritual siram menyiram mereka. Rula dan Adit terkejut dan tidak siap dengan hal itu justru tertawa dan pasrah dengan siraman air dari para senior. Setelah upacara penyambutan itu selesai diadakan, Rula dan Adit menyusul rekan-rekan mereka yang melaksanakan tes psikotes untuk penentuan jurusan mereka.
“Lapor, siswa gangsa siap melaksanakan uji psikologi!” teriak Rula dan Adit di ruangan berbeda. Adit berada di Makmal Prawira memimpin 67 siswa dan Rula berada di Auditorium Kemunca memimpin 66 siswa dan siswi yang ada diruangannya. Kedua ruangan itu disatukan dengan kamera online dan menampilkan kondisi ruangan masing-masing untuk memudahkan pemantauan oleh wakil kepala yayasan juga wakil kesiswaan.
Menit demi menit berlalu, para gangsa terlihat fokus pada layar komputer masing-masing untuk mendapatkan jurusan yang mereka inginkan. Satu jam berlalu, aplikasi tes otomatis mengalihkan kepada formulir pengisian minat bakat untuk penentuan asrama kembali. Sebagian mengisi dengan kondisi terbaru, sebagian lagi mengisi sesuai yang mereka isi pada tes psikotes tahapan seleksi awal karena merasa nyaman dengan rekan sekamar yang ada. Setidaknya, itulah yang Rula dan Adit dengar dari rekan-rekan diruangan mereka.
“Kamu mau masuk jurusan apa memang?” tanya Adit.
“IPS lah paling nggak, aku suka matematika tapi yang nggak rumit. Aku juga suka bahasa, tapi aku belum belajar banyak bahasa. Kemungkinan aku lolos ya cuman di IPS,” jawab Rula seadanya. Adit mengangguk dan memahami prediksi Rula mengenai pemilihan jurusan.
“Kamu pasti IPA kan? Biar bisa masuk tentara?” tanya Rula memastikan.
“Kok tau?”