Trilogi Trimatra: Cita Punca Prawira

elrena._
Chapter #10

Simbiosis Mutualisme

“Izin, selamat abang, akak!” ucap Rula kepada Iskandar dan Laras. Para senior itu membalas hormat dan menyalami para juniornya yang menghampiri mereka. Iskandar dan Laras resmi mendapatkan tongkat komando masing-masing dan akan melakukan rapat perdana hari ini.

“Tahun depan kalian ya adiks!” ucap Iskandar memberikan kode untuk Adit dan Rula maju.

“Siap, menyesuaikan arahan bang,” jawab Adit seadanya.

Iskandar dan Laras berpamitan untuk menuju ruang OSIS sedangkan Rula dan Adit akan pergi menuju kantin. Rula mengaku sangat senang jika pilihannya dapat menjadi pemimpin di sekolah ini. Tentu karena program yang Iskandar tawarkan berisi dukungan untuk kegiatan non akademik yang menjadi incaran Rula dan sohibnya, Adit si atlet Taekwondo.

“Sebenarnya aku lebih oke kalau kabinet lain, tapi semoga bang Iskandar bisa handle kabinetnya lah. Gak bisa terlalu komentar juga, toh sudah terpilih kan?” jawab Adit seadanya. Rula mengangguk dan sepakat dengan palet yang lebih sering berpikir kritis. Keduanya saling bertukar pandangan mengenai sistem OSIS yang unik dari SMA Punca Prawira.

Kok kamu gak tertarik sama posisi OSIS sih Dit? Katanya Desus gak boleh daftar jadi calon ketos atau anggota kabinet. Jangan-jangan kamu Desus ya?” tebak Rula sambil menyipitkan matanya. Adit yang sedang menikmati pisang gorengnya memutar bola mata dengan malas dengan tuduhan Rula yang tak berdasar.

“Mending kamu habisin tempe goreng itu sebelum aku makan juga!” ancam Adit.

“Calon Perwira gak boleh rakus!” ejek Rula sambil mengamankan piringnya yang berisikan beberapa tempe goreng. Adit berlaga seakan mengambil tempe goreng milik waletnya dan berhasil membuat Rula kesal. Rula mengamankan piringnya juga seakan ingin menggigit lengan Adit karena tidak bisa mengalihkan tangan Adit yang iseng.

“Adit! Aku laporin om Kapten ah!” keluh Rula kesal.

“Kaya kenal aja sama bapak,” balas Adit tertawa puas namun masih iseng pada waletnya.

“Kapten Kavaleri Bandi Prasetya S.H kan nama om Kapten?”

HAH? TAU DARI MANA!?” pekik Adit histeris dan berhenti menganggu waletnya. Rula menjulurkan lidahnya dan memberikan ekspresi menikmati tempe goreng miliknya, sedangkan Adit masih mengulangi pertanyaan yang sama. Dari mana Rula tau nama lengkap sang bapak?

Lihat selengkapnya