“Gimana? Masuk kandidat gak?” tanya Adit melihat Rula sangat fokus dengan kertas-kertas di mading. Rula meminta Adit untuk diam karena dia masih mencari namanya dalam kandidat Acalapati. Tepat pada nomor 39, tertulis nama Rula Gaurimanohara yang berarti beasiswanya masih aman.
“Berarti tinggal satu semester lagi biar beasiswaku aman!” ucap Rula merasa lega.
“Gak ada ya, masa sudah masuk kandidat masih setengah-setengah. Harus dapat Acalapati bareng aku!” sela Adit melihat Rula enggan memaksimalkan potensinya. Rula mengerutkan dahinya heran mendengar komentar Adit, dia sebegitu yakinnya dapat Acalapati?
“Hei, tuan Aditya ini nampaknya sudah sangat yakin mendapatkan Acalapati?”
“Yakin lah, makanya maksimal!” ucap Adit kemudian beranjak pergi. Rula mengikuti Adit yang pastinya akan menuju lapangan yang sedang merayakan kelulusan para senior, termasuk Prince dan Grizelle yang akan meneruskan karir mereka ke arah berbeda. Palet dan Walet gangsa ini mencari kedua senior panutannya untuk memberikan hadiah kenang-kenangan.
“Akak, lancar ya kuliah kedokterannya!” ucap Rula kemudian memeluk Grizelle yang mengenakan kebaya biru muda yang cantik. Grizelle memeluk Rula juga dan meminta doa dari para juniornya untuk melanjutkan pendidikan sebagai dokter gigi. Sedangkan Adit melakukan hormat dan bersalaman dengan Prince yang selalu berada di sebelah Grizelle.
“Lancar studi di Singaporenya bang,” ucap Adit kepada Prince.
“Lancar juga ya palet, jagain waletnya. Ru, lo juga harus bisa nentuin kemana studi lanjutan. Jangan terlalu larut menikmati masa SMA yang sebentar ini,” ucap Prince mengingatkan Rula yang sedang bermesraan dengan kakak asuh kesayangannya. Rula mengiyakan dan sedang mendiskusikannya bersama Adit kemana dia akan melangkah.
“Dit, ada liat potensi adikku di militer gak? Ajak aja dia kesana,” saran Dara.
Adit sepakat dengan saran Dara karena melihat sikap Rula yang selalu ingin cepat dan tuntas. Adit memiliki beberapa opsi yang cocok untuk Rula, tetapi masih perlu saran dari pelatih Wira untuk mengejar ketertinggalan fisiknya dari calon taruna yang bersiap semenjak SMP seperti Adit. Prince juga setuju jika Rula memiliki karir militer seperti rancangan Adit.
“Iya nanti aja bahasnya ah! Aku mau manja sama kakak asuh tercinta dulu,” jawab Rula enggan memikirkan hal-hal berat seperti masa depannya. Prince menyipitkan matanya pada Rula seakan sengaja akan membahas ini hanya berdua dengan Adit. Rula menatap Prince malas karena senior itu selalu membuat spekulasi sendiri.