Pagi ini seluruh Taekwondoin SMA Punca Prawira akan melaksanakan Ujian Kenaikan Tingkat pada semester ganjil. Rula yang sebelumnya sudah berada di sabuk kuning akan mengikuti kenaikan tingkat ke sabuk kuning strip hijau. Adit sebagai penyandang sabuk merah polos menjadi pengawas juga panitia yang mengurus keperluan para Taekwondoin. Sebelum melaksanakan ujian, para anggota melakukan upacara pembukaan juga pemanasan bersama.
“Kami, Taekwondo Indonesia berjanji!” teriak Adit memimpin pembacaan janji Taekwondo Indonesia. Kelima janji Taekwondo dibacakan oleh para pengurus, pelatih, dan anggota yang akan melaksanakan ujian kenaikan tingkat pagi ini. Rula berada di barisan kuning polos turut mengikuti upacara dengan hati yang berdebar.
Setelah serangkaian upacara telah selesai dilaksanakan, sabuk putih hingga biru polos melaksanakan pemanasan bersama terlebih dahulu. Biru strip merah hingga merah strip satu diminta menjadi pengawas ujian tertulis dan mempersiapkan alat-alat sparing untuk junior yang akan diuji.
Ujian pertama merupakan ujian tertulis yang wajib diikuti oleh sabuk putih hingga sabuk hijau polos sebagai ujian dasar pengetahuan. Ujian tertulis dikhususkan untuk siswa SMA Punca Prawira saja karena mereka tidak rutin melakukan latihan seperti dojang-dojang diluar sekolah. Jika Taekwondoin bertekad untuk melanjutkan sabuknya melebihi hijau atau minimal mengikuti dua kejuaraan, maka mereka mendapatkan rekomendasi untuk mengikuti ujian di luar dengan durasi ujian tiga bulan sekali.
“Ayo, semangat pemanasannya!” ucap Adit sebagai pengawas ujian.
Para junior melaksanakan pemanasan sesuai instruksi Adit dengan hati yang berdebar menjelang ujian poomsae dan kyorugi. Setelah pemanasan selesai, para Taekwondoin berbaris menunggu giliran untuk melakukan hafalan poomsae masing-masing. Rula terus mengulangi gerakan taegeuk 1 dan basic 3 agar tidak merasa gugup.
“Kuda-kuda lurusin Ru,” tegur Adit yang berada di depannya sambil mengawasi para sabuk putih yang sedang di uji. Rula mengulangi gerakannya dan memperbaiki apa yang telah Adit koreksi. Adit memperhatikan sabuk putih sambil curi-curi pandang pada Rula yang sedang berlatih di belakangnya dan memberikan banyak koreksi.
“Rula Gaurimanohara kuning polos menghadap Sabeum Nim Abrar, Luvina Samantha menghadap Sabeum Nim Febrian. Silahkan,” ucap seorang Sabeum yang memegang list nama-nama siswa. Rula dan Luvina maju bersamaan untuk diuji hafalan poomsaenya. Adit yang mempersilahkan waletnya maju sempat berbisik “fokus” dan dibalas anggukan kecil dari Rula.
“Taekwondoin chariot! Kyung rye!” ucap pembimbing ujian. Rula dan Luvina melakukan sikap menunduk sebagai penghormatan khas negeri gingseng. Mereka diberikan aba-aba untuk memulai hafalan dan mulai melakukan gerakan poomsae masing-masing. Adit memperhatikan setiap gerakan Rula dengan fokus dan wajahnya sedikit menghawatirkan nilai Rula.
“Rula, perbaiki lagi kuda-kuda dan powermu. Sudah mau naik strip hijau berarti mulai punya junior yang akan mencontoh pola latihanmu. Masa nanti powernya kalah sama yang sabuk putih? Ujian selanjutnya Sanim mau lihat power yang lebih dari sekarang, bisa?”
“Siap, bisa Sanim!” jawab Rula dengan mantap.