Trilogi Trimatra: Cita Punca Prawira

elrena._
Chapter #14

Cerita Bersama Bunda

Terhitung mulai hari Selasa, Rula resmi menjadi bagian dari Atlet Smacapra divisi Poomsae Taekowondo. Para atlet Smacapra yang dijuluki Winara Capra (Wina dan Nara Punca Prawira) memiliki lebih banyak program tambahan juga dispensasi dalam hal akademis. Atlet tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan organisasi karena mereka memiliki kesibukan yang sama besarnya dengan OSIS, maka dari itu mereka harus meninggalkan salah satu jika mendapatkan tawaran menjadi atlet.

“Ru, habis makan siang jangan lupa dispen. Taekwondo Smacapra ada seleksi divisi,” ucap Adit saat menikmati makanan ringan di istirahat pertama. Rula mengangguk dan berniat mengambil beberapa potong tempe goreng, namun dengan sigap Adit memukul pelan tangan Rula yang sangat gemar mencari keributan.

“Sekali aja Dit, please,” bujuk Rula.

“Gak, nanti kamu dihukum Sunbae lain.”

“Yaudah, kamu makan juga. Jadi kita sama-sama dihukum,” saran Rula sambil merengek pada Adit. Palet itu mendekat pada Rula sambil menempelkan punggung tangannya pada dahi Rula. Rula terus memasang wajah memelas untuk merayu Adit tentang tempe goreng buatan ibu kantin yang menggugah selera.

“Ide konyol!” jawab Adit sambil menyentil dahi Rula yang entah bagaimana bisa mengusulkan ide itu. Rula meringis dan kesal kepada palet yang sekarang tidak bisa diajak bekerjasama lagi. Sangat jauh berbeda dengan Adit yang memperbolehkannya memakan semua yang dia senangi.

“Gila kamu ya? Sekarang kamu nara smacapra, aku wina smacapra. Sama-sama Taekwondo lagi, ya aku yang ditegur Sabeum duluan. Kecuali kamu mau beralih ke atletik, makan gorengan bukan jadi urusanku. Mau pindah?” tantang Adit. Rula menyatakan dia juga tak ingin satu cabang olahraga dengan senior galak seperti Adit dan akan pindah cabor saat di tingkat kencana nanti.

“Larimu aja berapa, emang bisa ngejar aku? Kalau bisa, aku gak bakal ganggu kamu lagi. Deal?” tantang Adit lagi dan lagi. Tentu Rula menjawab ‘deal!” dengan penuh keyakinan dan menantang Adit untuk berduel sore ini. Adit menolak mentah-mentah ide itu karena tahu Rula masih jauh tertinggal di belakangnya.

“Oke, kasih aku tiga bulan!” tawar Rula yang disetujui oleh Adit. Tatapan Rula penuh rasa optimis tentang duelnya bersama Adit nanti. Tentu saja Adit mematahkan tatapan itu dengan menunjuk buku persiapan tes akademik yang ada dihadapan mereka. Walet itu mendelik malas dan mengembalikan fokusnya pada buku persiapan akademik milik Adit.

“Ru, sudah izin sama Bundamu daftar Polri?” tanya Adit disambut gelengan dari Rula.

“Gampang, besok kan IB. Tinggal izin aja,” jawab Rula seadanya.

Lihat selengkapnya