Sore ini, ekspresi Rula masih sama dengan beberapa minggu belakangan jika mengingat terakhir kali membicarakan abdinegara dengan sang ibunda. Adit menyadari perubahan itu, tapi dia tak bisa berbuat banyak karena kesibukannya yang semakin menyita waktunya dan mengurangi interaksinya dengan Rula. Mereka hanya bisa bertukar pikiran ketika mengurus administrasi leting bersama, sisanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
“Rula, tambah powernya!” teriak seorang Sabeum melihat Rula tak bersemangat. Rula yang mendengar itu mencoba menambahkan kekuatannya pada latihan menendang target kali ini, tapi tidak membuahkan hasil. Sabeum itu tidak habis pikir dengan perubahan drastis Rula yang seperti ini. Alhasil, Rula mendapatkan vitamin push up karena tidak mengindahkan instruksi pelatih.
“Adit, kamu yang pegang punya Rula. Kasih vitamin kalau dia malas-malasan,” ucap Sabeum itu pada Adit yang sedang memegangi target Zio. Adit mengangguk kemudian menghampiri Rula yang sedang melakukan gerakan push up dan membantunya menghitung. Setelah Rula berdiri, Adit mulai menanyai alasan Rula yang tak bersemangat akhir-akhir ini.
“Gak dibolehin daftar Polwan.”
“Terus? Itu doang?” tanya Adit disambut anggukan dari Rula.
“Kan bisa daftar diam-diam,” usul Adit sambil memberikan target untuk Rula tendang. Rula menendang target sambil memikirkan usul yang Adit berikan. Rula terus memikirkan rangkaian cara agar dia bisa melakukan saran Adit hingga total tendangan yang perlu dilatih telah dipenuhi. Saat Adit meminta Rula melakukan tendangan lain, wajah walet itu terlihat segar dan bersemangat.
“Heh, katanya lesu? Ini kuat aja?” tanya Adit terkejut dengan tendangan Rula.
“Aku bisa sabotase tanda tangan Bunda biar bisa daftar Polwan! Terus berkasnya aku curi dari sekarang biar aku simpan di asrama! Kalau udah pendaftaran, kontak Bunda aku ganti! Jadi gak perlu komunikasi sama Bunda!” jawab Rula diiringi satu tendangan kuat per kalimat yang dia ucapkan. Adit sangat terkejut dengan isi kepala Rula yang terlalu cepat mengeksekusi ide konyol yang dia berikan.
“Aku asal omong aja, jangan coba-coba sabotase!” ancam Adit tak senang.
“Harusnya kamu dukung walet biar jadi Polwan!” jawab Rula disertai tendangan keras.
“Gak dengan sabotase!”