“RULA! ADIT NERIMA AKU!” pekik Luvina histeris mendatangi Rula di kantin.
“TRAKTIRANNYA DONG!” jawab Rula dengan bahagia dan memberikan sahabatnya kursi untuk duduk dan bercerita tentang hubungannya dengan Adit. Luvina memesan dua porsi bakso dan duduk disamping Rula untuk bercerita. Dua sahabat ini menjadi semakin akrab ketika Luvina juga mengikuti Taekwondo.
“Kapan nih first date nya Vin?” tanya Rula sambil memakan baksonya.
“IB bulan depan aku ajak dia ngedate, jadi kayanya masih harus nungguin dua minggu lagi!” jawab Luvina dengan antusias. Tentu Rula menanyakan dengan antusias mengenai hubungan Luvina dan Adit yang kini sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Luvina pun bercerita dengan antusias mengenai hubungannya dan ingin melakukan banyak hal bersama Adit.
“Tapi kamu gapapa Ru?” tanya Luvina tiba-tiba.
“Kenapa aku harus kenapa-napa? I’m happy for you,” jawab Rula dengan antusias.
“Katanya palet harus sama walet kan?” tanya Luvina lagi.
“Kan sudah kalian patahin, jadi aku gak harus terikat sama Adit dong ya? Aku ngecomblangin kalian juga itu tujuannya, biar gak ada yang maksa aku pacaran sama Adit dan Adit pun udah sama kamu. Jadi impas kan?” tanya Rula balik disambut anggukan dari Luvina. Rula merasa lega bisa terlepas dari kutukan palet walet, tetapi wajah Luvina tidak sebahagia Rula.
Sebelum makan siang pun bukan Rula lagi yang mendatangi kelas Adit untuk pergi bersama ke ruang makan, tetapi Luvina yang resmi menjadi kekasih Adit hari ini. Rula tersenyum bahagia melihat Adit yang bersama dengan Luvina si cerewet nan cantik. Tapi ada yang kosong dalam diri Rula ketika melihat Luvina bersama Adit.
“Galau ya liat paletnya sama yang lain?” tegur seorang siswa kencana dari belakang.
“Nggak lah bang, malah senang liat Adit dapat pacar dutanya Smacapra. Atlet sama model, cocok lah mereka. Aku fokus belajar aja dulu hehe,” jawab Rula pada Iskandar si palet kencana. Iskandar mengangkat sebelah alisnya pertanda tidak mempercayai jawaban Rula barusan.
“Serius bang, mukanya jelek betul ih kaya gitu.”
“Yasudah, setiap menjelang makan siang aku datang ke kelasmu ya. Kita diskusikan banyak hal, terutama beasiswa. Sepakat?” tawar Iskandar. Tentu Rula menerima tawaran itu dengan antusias terutama mendengar kata ‘beasiswa’. Rula juga harus menyiapkan rencana cadangan jika dirinya gugur dalam tes penerimaan Polri ataupun Sekdin nanti. Iskandar mempersilahkan Rula untuk berjalan disampingnya dan menanyakan hal-hal yang ingin dia ketahui.
Bahkan ketika makan siang pun, Rula diminta Iskandar untuk duduk berdampingan dengannya entah apapun alasannya. Setelah makan siang pun, Iskandar mengantarkan kembali ke kelasnya dan tentu hal tersebut menjadi perhatian besar para siswa yang menyadarinya, termasuk Luvina.