Sesuai keputusan Gala Andrawina beberapa hari lalu, Adit dan Luvina mendapatkan hukuman skorsing selama satu minggu karena dianggap melanggar lima wajib Punca Prawira dan tidak sportif dalam persaingan akademis. Beberapa senior merasa lega mendengar dua sejoli itu mendapatkan hukuman yang pantas, tetapi Iskandar justru khawatir jika Luvina akan membalaskan yang lebih dari itu.
“Jangan murung begitu lah, lusa kan Adit sudah balik jadi Palet lagi,” bujuk Iskandar melihat Rula yang belakangan. Rula hanya menghela nafas kasar karena segala tanggung jawab yang berhubungan dengan leting harus dia urus sendirian. Iskandar tersenyum kecil melihat gelagat Rula yang sangat terlihat sedang kesal karena segala tugas-tugas palet yang menyebalkan ini.
“Maaf sudah buat paletmu diskors dan bikin kamu cape beberapa hari ini. Sebagai penebusan, mau IB ke Surabaya gak? Nanti abang ajak Laras buat nemenin kamu,” tawar Iskandar yang membuat Rula terdiam. Surabaya? Itu kata baru untuk Rula hari ini.
“Jauh gak?” tanya Rula agak penasaran.
“Cuman 3 jam kalau pakai kereta, nanti abang ajak kamu ke rumah dinas almarhum Papi. Deal?” tawar Iskandar pada Rula yang penasaran dengan Surabaya. Rula menyambut tawaran itu dengan anggukan penuh semangat karena akan menjelajahi kota baru lagi bersama para senior.
“Oke, nanti abang rencanakan semuanya.”
Hari demi hari menanti Izin Bermalam, Rula kembali ceria seperti sebelumnya. Dengan kembalinya Adit sebagai palet, tentu tugas-tugas leting kembali dibagi dua dengannya. Sayangnya, hubungan Adit dan Luvina dinyatakan berakhir ketika mereka kembali bersekolah. Dengan berakhirnya hubungan dengan Luvina, justru Adit kembali terbuka dengan Rula seperti sedia kala.
“Nanti IB mau kemana?” tanya Adit penasaran pada Rula yang sedang menyelesaikan tugas.
“Ke Surabaya sama kak Laras bang Iskandar,” jawab Rula dengan antusias.
“Dibolehin Bunda emang?” tanya Adit terkejut mendengar jawaban Rula. Rula mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan riwayat chat dengan sang Ibunda pada Adit. Adit membaca dengan seksama dan sangat terkejut dengan jawaban ibunda Rula yang memperbolehkan Rula melakukan IB bersama orang yang tak dikenal.
“Siapa bilang? Bunda kenal kok sama bang Iskandar. Orang dia dateng kerumah dulu buat minta izin ke museum Akpol, terus tiap pesiar pas gak sama kamu pasti ikut main ke rumah. Keasikan pacaran sama Luvina sih. Eh, tapi kamu kok putus sama comblanganku?”