“Winara beraksi! Walau panas terik matahari…”
Para atlet Taekwondo Smacapra menyanyikan yel-yel mereka saat Adit berlaga di matras biru merah. Teriakan semakin meriah ketika Adit berhasil mendapatkan lima poin karena tendangan dwi huriginya berhasil mengenai kepala lawan. Akibat tendangan itu juga, lawan Adit tumbang ditengah-tengah pertandingan. Adit yang menyadari lawannya kehabisan nafas segera melepaskan pengaman lawannya sebelum tim medis datang.
“Medis medis!” teriak coach dari sisi Smacapra.
Dengan kejadian itu, Adit dinyatakan membawa pulang medali emas kesekian kalinya sebagai Winara Smacapra. Para Wina Smacapra mengerubungi Adit yang kembali membawa emas dan melakukan selebrasi ringan karena masih ada beberapa atlet yang juga bertanding. Adit segera mendatangi Rula yang belum bertanding karena kategori Poomsae akan dipertandingkan di akhir.
“Lama banget Dit, bosen,” keluh Rula di bangku penonton GOR.
“Makanya kan aku tawarin jajan dulu, ngeyel sih.”
“Ayo jajan sekarang!” bujuk Rula pada Adit yang justru enggan diajak jajan karena sebentar lagi kategori Poomsae akan dimulai. Rula menekuk wajahnya dan menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangan karena benar-benar bosan. Adit terkekeh dan menjanjikan jika akan mentraktir eskrim setelah pertandingan berlangsung. Rula masih enggan menjawab bujukan Adit karena dia benar-benar ingin jajan sekarang.
“Loh, kok masih disini? Cepat ke ruang tunggu di bawah!” ucap Sabeum yang sedang mengecek para atletnya ketika menyadari Rula masih di tempat duduk penonton. Rula terkejut mendengar teguran itu dan segera berlari ke ruang tunggu karena namanya berada di urutan awal. Adit menggelengkan kepalanya melihat Rula yang terkadang lupa dengan nomor urutnya sendiri.
Kini, Rula sudah berada di barisan atlet yang siap berlaga dengan dobok putih merahnya. Rasa gugup menjalar ke seluruh tubuhnya, tetapi mengatur nafas saja tidak membuatnya lega. Dia terus melirik kearah tribun yang berisikan para Winara Smacapra, tetapi Adit tidak ada disana. Rula mencari Adit dibarisan Winara Smacapra, tetapi tidak ada sosoknya sama sekali.
“Nyari aku?” tanya seorang pria tiba-tiba ada dibelakang Rula.
“Loh, kok kesini Dit? Emang boleh?” tanya Rula penasaran.
“Boleh, aku sudah bilang Sabeum jadi coach kamu. Nih name tag official,” ucap Adit sambil menunjukkan kalung yang bertuliskan ‘pelatih’ pada Rula. Nara Smacapra itu menghela nafas lega dan kembali menenangkan dirinya lagi. Adit membisikkan beberapa kalimat penenenang selama di ruang tunggu hingga akhirnya giliran mereka berdua.