Bang Iskandar: Ru, mending kamu cari tujuan lain dari sekarang selain Akpol
Rula Gauri: Loh, kenapa Bang? Perasaan kemarin abang yang nyemangatin?
Bang Iskandar: Akpol gak nerima lulusan SMA Bahasa Ru, maaf banget baru tau
Rula Gauri: Gapapa Bang, tetep semangat ngejar Poltekipnya!
Bang Iskandar: Terimakasih adiks tercinta
“Ru, gimana jadinya? Kan Akpol gak bisa buat jurusan bahasa,” tanya Adit pada Rula yang sedang pusing karena mendapatkan kabar dari Iskandar jika Akpol tidak menerima lulusan SMA jurusan bahasa. Rula terus memajukan bibirnya dan menyeimbangkan pulpen sambil memikirkan solusinya. Apakah dia benar-benar harus merelakan kepolisian ini?
“Ah, aku tau!” celetuk Rula tiba-tiba yang mengundang tanya Adit.
“Kan ada yang bintara, ikut itu aja!” pungkas Rula dengan bersemangat.
“Yah, dikirain lupa sama kepangkatannya.”
“Gak akan! Jadi, mana syarat-syaratnya?” tanya Rula pada Adit yang ternyata memiliki catatan lengkap persyaratan yang diperlukan. Adit menyerahkan buku catatannya dengan terpaksa karena tidak bisa membohongi dan membujuk Rula untuk tidak jadi mendaftar saja. Rula yang merasa menang dari Adit membaca buku catatan Adit dengan saksama.
“Wah, udah aman semua syarat-syaratku! Lima rangkap, gampang!” oceh Rula.
“Ru, serius sudah kamu curi semua berkas dari rumah?” tanya Adit dengan wajah pasrah. Rula justru mengangguk dengan yakin dan menyatakan hanya perlu membeli map berwarna kuning karena tujuan yang berubah. Adit tidak bisa berkata-kata lagi melihat antusias Rula yang semakin berkobar setiap waktu, terutama tingkat kencana adalah puncak bagi siswa Punca Prawira.
“Yasudah, binjas nanti gak aku tungguin.”