Trilogi Trimatra: Cita Punca Prawira

elrena._
Chapter #27

Hari Kelulusan

“Acalapati Wira dan Punca diraih oleh ananda Danial Al-Fatih dari kelas IPA 2 dan Indira Gayatri dari kelas bahasa. Acalapati Sarira diraih oleh ananda Rula Gaurimanohara dari kelas bahasa dan Mahaprana Aditya dari kelas IPA 1. Acalapati Khusus diraih oleh ananda Kemala Parmadati dari kelas IPS. Tahniah kepada ananda peraih Acalapati,” ucap kepala yayasan.

Rula dan Adit saling menatap dari bangku masing-masing, mereka tidak menyangka bisa mendapatkan Acalapati Sarira bersama sekaligus penerima pertama. Para peraih Acalapati menaiki panggung dan menerima tepuk tangan meriah dari para hadirin. Mereka diberikan piagam, selempang, juga trophy penghargaan atas dedikasi mereka sebagai siswa berprestasi.

“SMA Punca Prawira dengan bangga menyatakan memberikan beasiswa luar negeri untuk peraih Acalapati terhitung semenjak tahun ini hingga tahun-tahun yang akan datang. Kami berharap besar peraih Acalapati akan berkontribusi secara nyata untuk kemajuan bangsa melalui yayasan kami,” ucap sang ketua yayasan kemudian disambut tepuk tangan meriah dari para siswa dan orang tua yang menyambut hal baik itu.

Ketika menuruni panggung, Rula izin pergi ke toilet untuk suatu hal. Bukan untuk buang air atau apapun itu, tetapi Rula mengenakan jubah berwarna biru malam dengan logo SMA Punca Prawira di dada kirinya. Rula kembali ke dalam ruangan kelulusan dengan beberapa siswa mengenakan jubah yang sama.

“Kepada para Dewan Khusus, silahkan berdiri di belakang saya.”

Para siswa yang mengenakan jubah biru malam itu berjalan satu persatu dengan tertib menuju panggung dan berbaris dibelakang kepala yayasan. Kepala sekolah menaiki panggung untuk memberikan lencana kepada desus yang sebentar lagi akan terjun sebagai masyarakat. Sebagian siswa bertanya-tanya mengapa mereka menampakkan diri, sedangkan pada angkatan terdahulu tidak ada yang berani menggunakan seragam itu.

“Kepada bapak ibu sekalian, berikut adalah putra putri terpilih yang berhasil melaksanakan tugas sebagai dewan khusus yang bertugas penertiban dibelakang layar. Dengan berdirinya para desus kencana diantara saya hari ini, maka saya resmikan dewan khusus yang memiliki tugas-tugas sensitif dikalangan siswa. Silahkan perlihatkan wajah kalian,” ucap kepala yayasan kemudian para desus membuka topi jubah masing-masing.

Para siswa terperangah melihat beberapa orang yang ternyata anggota desus. Para anggota juga saling menatap karena selama ini mereka bahkan tidak pernah mengeluarkan suara saat melakukan pertemuan. Rula menatap satu persatu anggota hingga menemukan jika Adit juga merupakan anggota desus sepertinya.

“Mungkin para anggota juga bingung ‘loh, temenku ternyata desus?’. Alhamdulillah, merekalah siswa siswi terpilih yang berhasil melaksanakan tugas dengan tuntas. Silahkan bapak kepala sekolah menyematkan lencana untuk siswa siswi pilihan kita,” titah kepala yayasan. Kepala sekolah memberikan masing-masing anggota lencana atas dedikasi dan integritas mereka selama menjalankan tugas.

Setelah rangkaian acara formal berlangsung, para siswa menikmati pertunjukkan hiburan dari para junior dan diperbolehkan untuk bertemu orang tua yang duduk di lantai dua. Rula menghampiri Adit yang masih mengenakan jubah desus dan akan menginterogasinya saat ini juga. Adit yang sedang berbincang dengan rekan kelasnya menyambut Rula untuk berbincang bersama.

“Heh, kamu nyelesein kasus apa?”

Lihat selengkapnya