Berbulan-bulan berlalu, Rula masih menunggu pengumuman hasil integrasi antara SKD dan SKB Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam menjalani hari-hari itu, dia benar-beanr kehilangan arah dan mulai mempertimbangkan beasiswa yang sempat ditawarkan padanya sebagai peraih Acalapati Serira. Dia tidak ingin tertinggal dari rekan-rekannya, tapi dia juga harus fokus pada tujuannya menjadi abdi negara.
“Bun, apa aku ambil aja ya beasiswa ke Singapura itu?” tanya Rula dalam posisi terbalik di kursi sofanya. Dia benar-benar bosan bolak-balik mengecek laman web milik kemenkumham beberapa bulan terakhir. Mauly meminta sang putri untuk duduk dengan benar dan akan berbicara empat mata dengannya. Rula membenarkan posisi duduknya dan bersiap mendengarkan masukkan dari sang ibunda.
“Benar anak Bunda dapat beasiswa 100%, di Singapura lagi. Tapi apa Gauri yakin bisa beradaptasi dengan lingkungan baru nantinya? Pasti akan banyak cultureshock disana, belum lagi harus mencari makanan dan segala kebutuhan halal yang akan susah dicarinya. Saran Bunda, Gauri beradaptasinya pelan-pelan ya. Dari penempatan seluruh Indonesia, baru deh go internasional .”
“Berarti, diambil kalau memang tahun depan gak lolos lagi ya?” tanya Rula.
“Memangnya tahun ini sudah pasti gak lolos? Banyak-banyakkin berdoa ya sayang. Dari pada galau terus, mendingan Gauri siap-siap melatih deh. Bentar lagi Winara mau turnamen kan?” tanya Mauly balik yang membuat Rula kembali bersemangat. Dia buru-buru mengganti pakaiannya untuk melatih para Winara Punca Prawira yang sebentar lagi akan berlaha di turnamen antar klub.
“Rula berangkat dulu! Assalamu’alaikum Bunda!”
Rula mengendarai sepeda motornya dengan penuh rasa gembira, Adit berjanji akan hadir pada turnamen perdananya sebagai coach. Tentu ini menjadi bahan bakarnya selama melatih sendirian disini sembari menanti pulangnya Adit dari Kalimantan. Sampai di SMA Punca Prawira, para junior bersorak sorai seakan menyambut kedatangan Rula si senior idaman.
“Akhirnya Serira kita datang!” celetuk Sanim Abrar. Rula terkekeh mendengar pujian itu dan menyapa para juniornya yang sedang melakukan pemanasan. Rula memberikan salam kepada senior dan pelatih lain yang telah dulu hadir, para pelatih menyambut kehadiran Rula dan mempersilahkannya melakukan penilaian hari ini.
“Karena Sabeum Rula sudah berhadir, maka penilaian individu akan segera dimulai. Kita mulai dengan divisi poomsae, silahkan Rula. Boleh dibagi kelompoknya,” titah Sanim Sagara. Rula membungkukkan badannya pertanda menerima tanggung jaawabnya dan mulai menyebutkan nama-nama perkelompok.
“Lanjut kelompok tiga,” teriak Rula sambil asik mencatat nilai para juniornya. Kelompok tiga mulai mengambil posisi masing-masing dan memulai gerakan poomsae yang akan dimulai. Gerakan demi gerakan telah ditampilkan, nilai pun sudah selesai Rula catat untuk dijadikan bahan evaluasi.
“Izin Sanim, bisa lanjut ke divisi kyorugi.”