Trouble Diaspora

Maya Suci Ramadhani
Chapter #7

Sudut Pandang Bara Part 5 : Pertemuan 3 Diaspora

Luka kaget mendapatiku dan Carol ada di depan pintu flatnya. Tapi kemudian Luka mempersilahkan kami masuk ke kamarnya. Dia bingung melihat kami begitu lusuh dan berantakan seperti habis dikejar setan. Aku mencoba menjelaskan sesingkat mungkin, mengatakan kalau kami sedang dikejar orang-orang jahat yang kemarin berhasil menculik Carol dan kami pun harus mengejar kereta pagi ini menuju Paris. Kami kesini untuk meminjam pakaian bersih pada Luka. Kami takut dalam perjalanan nanti kami masih diikuti orang-orang jahat itu. Kami perlu pakaian baru supaya mereka tidak bisa mengenali kami.

Namun secara tiba-tiba pintu kamar Luka terbuka dari luar dengan begitu cepat. Lalu muncul Tayo, roomate Luka yang berasal dari Korea ada di depan kamarnya. Kami semua kaget karena mengira orang-orang jahat itu yang datang. Tayo langsung meminta maaf sambil terus menerus membungkukkan badan, karena mengira hanya ada Luka di dalam kamar. Lalu kemudian Tayo langsung menutup pintu kembali karena tidak mau mengganggu. Sebelum meninggalkan flat, diam-diam aku menitipkan dokumen-dokumen itu kepada Luka tanpa sepengetahuan Carol. Aku harus mengamankan dokumen-dokumen itu.

Saat ini kami sudah berada di dalam kereta. Kereta yang akan membawa kami menuju Paris. Tapi belum ada 2 jam perjalanan ini, aku mulai merasakan ada gerak- gerik yang aneh di sekitar kami, dan Carol pun merasakan hal yang sama. Dan ternyata benar, orang-orang jahat itu masih mengejar kami sampai sini. Kami kembali kejar-kejaran di dalam kereta. Kami mencoba mencari toilet yang kosong di setiap gerbong. Baru lah pada gerbong ke-3 kami menemukannya dan langsung masuk bersembunyi ke dalam toilet tersebut.

Posisi kami saling berhadapan terhimpit di dalam toilet yang sempit dimana aku menghadap ke dalam sedangkan Carol menghadap ke pintu. Dengan posisi seperti itu, kami mendengar ada banyak suara langkah kaki menuju toilet. Waktu itu kami sudah pasrah mereka akan menemukan kami. Carol tanpa sadar memelukku erat sambil menutup mata. Tapi untungnya kami mendengar suara langkah kaki itu mulai menjauh dari toilet. Carol memberanikan diri membuka mata. Kami saling berpandangan dengan jarak yang begitu dekat. Namun tiba- tiba pintu toilet dibuka dari luar oleh seseorang dengan cepat. Kami sangat luar biasa kaget ketika tahu siapa orang yang berdiri di depan pintu toilet.

Lihat selengkapnya