Joana berjalan cepat menyusuri koridor menuju kelasnya. Raut wajahnya tak bersemangat. Semalaman, ia sama sekali tidak bisa tidur gara-gara Lefrand. Sudah bisa dipastikan hari ini ia akan tertidur lagi di kelas.
Sialnya, Lefrand juga akan satu sekolah dengannya disini. Ayahnya sendiri yang membantu mendaftarkan sekolah Lefrand agar cowok itu bisa sekalian mengawasi Joana.
Bagus banget, Ayah. Sekalian aja jodohin aku sama dia! batin Joana geram.
Haris juga tadi mengantar Joana dan Lefrand ke sekolah sebelum pergi ke kantor. Joana langsung ngacir begitu saja ketika sampai. Tidak ingin berlama-lama bersama cowok brengsek itu. Ia tak sabar untuk bertemu teman genk-nya dan memberitahu kabar buruk pada mereka.
"Jo!" panggil sebuah suara di belakangnya. Joana menoleh dan mendapati Meitha sedang berlari ke arahnya.
"Hei, Mei! Kebetulan banget ada sesuatu yang pengen gue kasih tahu sama kalian. Pokoknya gawat banget." Joana menarik tangan Meitha agar berjalan lebih cepat.
"Dari semalem gue sama anak-anak ngehubungin lo di whatsapp, tapi whatsapp lo kok nggak aktif sih?" Meitha memandangnya heran. Cewek bertindik banyak itu berusaha mengimbangi langkah Joana yang begitu cepat.
"Nanti aja gue ceritain. Ayo, kita ke basecamp dulu. Ajak yang lain juga, suruh ngumpul."
Setengah berlari, Joana dan Meitha menuju sebuah ruangan tempat genk mereka berkumpul, yaitu ruang kelas kosong di ujung gedung sekolah. Banyak yang bilang ruangan kosong itu angker, tapi mereka malah menyukai tempat itu karena sepi dan tidak ada yang berani ke sana.
Sesampai di sana, ternyata Ilus dan Dio sudah lebih dulu datang. Kedua cowok itu sedang merokok sambil makan gorengan. Tak lama kemudian, Aidi pun ikut berkumpul.
"Jo, gimana keadaan lo?" tanya Dio khawatir.
"Beneran, Jo cowok yang kita tipu kemarin ada di rumah lo? Kok bisa, sih?" Aidi ikut bertanya.
"Jo, kamu gak papa kan? Kamu baik-baik aja, kan?" Ilus menimpali.
Joana menghela napas panjang mendengar berondongan pertanyaan teman-temannya tersebut. Ia duduk di sebuah kursi kayu tua yang sudah tak terpakai di dalam ruangan itu. Wajahnya muram.
"Guys, kita bener-bener dalam masalah." Kemudian, Joana menceritakan semua yang terjadi kemarin pada teman-temannya.
"DAMN!" rutuk Aidi berang begitu selesai mendengar cerita Joana, "Bakal gue hajar tuh anak kalo ketemu gue nanti!"
"Lo jangan macem-macem, Di. Kalo lo sampe gebukin dia, tamat riwayat gue," sergah Joana cepat. "Mau gak mau kita harus ngebalikin semua barang-barang dia yang kita curi kemarin."