Troublemaker in Love

Poetry Alexandria
Chapter #10

Pedekate Berdarah

"TOM!" Lefrand memanggil Tomi di dekat gerbang sekolah. Tomi yang berjarak dua meter di depannya seketika menoleh dan tersenyum begitu tahu siapa yang memanggilnya.

"Hai, Frand!" sapa cowok berambut belah tengah ala 90-an itu pada Lefrand. Keduanya kemudian berjalan beriringan ke gedung sekolah. "Hari ini pagi banget lo dateng."

"Iya, biasa lah gue 'kan anak rajin," jawab Lefrand sambil terkekeh.

Mereka berjalan santai menuju ruang kelas XII IPA 3 yang berada di lantai dua gedung sekolah ini. Saat melewati ruang PMR (Palang Merah Remaja), banyak sekali antrian di sana. Kebanyakan yang mengantri adalah siswa cowok.

"Kok rame banget? Ada apaan, sih?" Lefrand penasaran.

"Oh, itu antrian untuk donor darah kali. Hari ini PMR sekolah kita ngadain acara donor darah gratis dan yang mau coba donor disuruh mendaftar sekarang," jelas Tomi. "Lo mau daftar?"

Lefrand memandang antrian yang mengular tersebut dengan takjub, kemudian menggeleng pelan. "Nggak ah, gue paling takut sama acara-acara beginian."

"Beneran lo nggak mau ikutan? Sih Flora adalah anggota PMR loh. Dia yang jadi ketua penyelenggaranya." Tomi memberitahu.

"Serius?" Lefrand terlonjak.

"Yep!"

Lefrand tersadar. Pantas saja banyak siswa cowok yang ikutan kegiatan itu. Rupanya mereka melakukannya demi Flora.

Dasar cowok-cowok modus! Gerutunya dalam hati.

"Oke, gue kesana dulu. Thank's infonya, Kawan!" Tanpa menunggu lagi, Lefrand langsung berlari menyalip antrian di antara siswa cowok modus lainnya.

Tomi hanya geleng-geleng kepala melihatnya, lantas berjalan kembali menuju kelas.

Sepuluh menit kemudian, Lefrand mendapat giliran untuk mendaftar. Dua orang gadis panitia yang bertugas untuk mencatat nama peserta segera bertanya.

"Tolong sebutkan nama, umur dan kelasnya, ya. Terus silakan masuk ke dalam untuk di cek dulu kesehatannya. Kalo lulus, kamu bisa langsung donor."

"Nama saya Lefrandi Ardian, umur 17 tahun. kelas XII IPA 3," jawab Lefrand mantap.

Salah satu dari panitia tersebut, mencatat namanya di sebuah buku besar berisi nama peserta yang mendaftar kegiatan ini dan ia diberikan sebuah pin berlambang darah sebagai bentuk terimakasih dari mereka.

"Terima kasih sudah bersedia berpartisipasi dalam kegiatan donor darah hari ini. Silakan masuk ke dalam," kata gadis yang memberikan pin.

Lihat selengkapnya