Troublemaker in Love

Poetry Alexandria
Chapter #16

Sebuah Kepedulian.

Joana berjalan keluar dari kamarnya dengan langkah terseret-seret karena masih mengantuk. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, seharusnya ini sudah siang. Namun, ia justru baru bangun.

Sambil menguap, gadis itu menyeret langkah menuju kamar mandi, mencuci muka serta menggosok gigi. Perutnya sudah bergetar minta diisi. Sejak semalam ia belum makan apa-apa. Gara-gara Lefrand sialan yang menumpahkan nasi gorengnya, ia jadi urung untuk memakannya.

Selepas mencuci muka, Joana bergegas ke meja makan. Rasa laparnya sudah tidak bisa ditahan.

"Bik, sarapan dong!" panggilnya dengan nada tidak sabar. Tangannya bergerak membuka tudung saji di atas meja. Ada sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi serta potongan sosis.

Bik Sumi tergopoh-gopoh menghampiri Joana. "Iya, Non?"

"Ini nasi goreng siapa? Gue makan, ya. Laper soalnya." Joana menunjuk nasi goreng tersebut. Lalu, mengambil sendok yang berada di atas meja.

"Iya, Non. Makan saja. Itu memang untuk, Non," kata Bik Sumi.

Joana menyendok nasi goreng tersebut ke dalam mulutnya. Rasanya lumayan enak, pedas dan gurih. "Enak, Bik ...," komentarnya.

"Iya, Non. Bibik juga habis makan tadi. Rasanya enak. Den Lefrand pinter masak ternyata." Ucapan Bik Sumi membuat Joana tersedak.

"Apa? Lefrand?" seru Joana, terbatuk-batuk.

Bik Sumi buru-buru memberikan segelas air pada Joana, lalu menyahut kalem, "Iya, Non. Pagi-pagi tadi sebelum pergi lari pagi, dia bikinin sarapan. Katanya dia bikinin khusus buat Non. Dan bibik juga dikasih," jelasnya. "Itu ada tulisan yang ditulis Den Lefrand buat Non."

Joana membulatkan matanya. "Mana?"

Bik Sumi menyapukan pandang ke atas meja makan, diikuti Joana. Namun, tak ada kertas pesan yang dikatakan Bik Sumi tadi. Lalu, wanita paruh baya itu menepuk dahinya, lantas berjalan ke pintu samping rumah. Sedetik kemudian, ia menghampiri Joana sambil terkekeh.

"Maaf, Non. Tadi nggak sengaja kesapu sama bibik. Ini kertasnya."

Joana menerimanya sembari berdecak dan membuat Bik Sumi nyengir kuda. Wanita itu pun cepat-cepat pergi ke dapur sebelum Joana mengomeli keteledorannya.

Joana duduk kembali di kursi dan membaca isi pesan tersebut.

Jangan ngambek lagi ya, Jo ... Gue udah bikinin nasi goreng spesial buat lo...

Senyum dong :)

Joana memutar bola mata dan meremas kertas tersebut sambil menyeringai. Namun, dibacanya lagi kertas itu, lantas melirik nasi goreng di hadapannya dengan bingung.

Dimakan ... nggak?

Dimakan ... nggak?

Kalau dimakan, berarti Lefrand yang menang dong. Tapi kalau nggak dimakan, sayang juga nasi gorengnya. Apalagi perutnya keroncongan.

"Bik, masih ada makanan lain nggak?" tanya Joana pada Bik Sumi yang berada di dapur.

"Memang kenapa, Non? Nasi gorengnya nggak suka?" Bik Sumi balik bertanya.

"Nggak papa. Gue mau makan yang lain aja."

"Bibik belum masak, Non. Ini baru selesai cuci sayuran. Mau dibikin capcay rencananya."

"Elah ...," keluh Joana sementara perutnya keroncongan.

Gadis itu merenung sejenak. Bergulat dalam pikirannya yang bimbang antara harga diri dan gengsi. Tapi, akhirnya ia mengalah. Rasa laparnya lebih menguasai dirinya. Dimakannya nasi goreng tersebut dengan lahap. Masa bodoh dengan harga diri. Bilang saja Bik Sumi yang memakan nasi gorengnya.

Joana sudah menghabiskan separuh nasi gorengnya ketika Lefrand tiba-tiba saja datang. Dengan bermandikan peluh dan kaus olahraga ketat. Joana langsung memasang wajah cemberutnya.

"Eh, Jo! Lagi apa lo?" sapanya sambil berjalan mendekat.

Joana diam saja dan membuang muka.

Lefrand melirik ke arah piring nasi Joana yang isinya sudah hampir tandas. Sudut bibirnya seketika tertarik ke bawah membentuk cibiran. "Gue kirain kalo lagi ngambek, nasi goreng gue nggak bakal dimakan."

Joana menghentikan kegiatannya mengunyah. Tiba-tiba saja butiran nasi di mulutnya terasa seperti batu kerikil kala ia berusaha menelannya. "Oh, ini nasi goreng punya lo?" katanya memasang mimik innocence.

Lefrand menganggukkan kepala. "Iya, 'kan ada kertas pesan yang gue tulis di situ."

Lihat selengkapnya