true friendship

Rilla Muayyidati Aziz
Chapter #1

negara impianku

hari ini aku akan pindah kenegara korea, salah satu negara impianku sejak dulu.

Aku pindah karena pekerjaan ayahku yang di tugaskan dinegara korea.

 

   DIDALAM KAMAR...

Aku sedang membereskan barang barangku dan memasukkannya ke dalam koperku,

‘’ AYANA!!’’ Terdengar teriakan ibuku.

‘’YA Bu..’’ aku menyahut,  ‘’turunlah makan malam sudah siap!’’ ibu memanggilku untuk makan malam. ‘’Baiklah bu..’’ ucapku sambil membenarkan penampilanku yang sudah hancur berantakan.

 

Aku turun kelantai bawah untuk makan malam. Diruang makan aku melihat Ayah,Ibu dan adikku Niko yang sudah menunggu.

 

   DIMEJA MAKAN..

‘’Ayana apa kau sudah membereskan barang barangmu?’’ tanya ayah. Aku hanya menggangguk sambil asik mengunyah makanan yang sangat lezat,lalu kami semua terdiam kecuali,

Adikku yang bernama Niko, umurnya masih 7 tahun, Niko memang sangat berisik saat makan, saat pertama kali adikku makan sendiri dan saat aku makan dengan Niko, dalam hati...

 

                                           ‘’(INI SANGAT BERISIK!!!)’’...

Hingga ayah dan ibuku memberi tau sesuatu yang membuatku malu.. ‘’ SAAT KAU KECIL JUGA SEPERTI ADIKMU’’... Itulah perkataan ayah dan ibuku.

 

 KEESOKAN HARINYA..

‘’Ayana..Niko.. cepatlah!!!’’ teriak ayahku sambil menyalakan mobil, tak berapa lama kemudian, aku dan adikku ( Niko)

‘’Siap ayah!’’ ucapku dan adikku berbarengan, kami semua tertawa.

 

  DIDALAM MOBIL..

Aku hanya asik mendengarkan musik kesukaanku, adikku tertidur sama dengannya ibuku. Butuh waktu yang lama untuk kebandara karena,memang sangat jauh dari rumahku,

Aku menghentikan musik yang sedari tadi kudengar,

                                                                          ....

‘’Ayah..berapa jam lagi kita sampai dibandara?’’ kataku dengan nada tidak sabar, ayah hanya memberiku satu buku, aku bertanya dalam hati..

 

                                     ‘’(kenapa ayah memberiku buku?)’’

Buku itu kosong dan berwarna perak. ‘’Tulislah dibuku itu tentang keinginanmu, cita-citamu , itu terserah dirimu, asalkan jangan dipakai untuk coret-coretan yang tidak ada maknanya!’’ jelas ayahku panjang lebar yang masih tetap fokus pada satu arah,

‘’owh baiklah ayah Terimakasih’’ jawabku singkat pada ayah.. sambil memasukkan buku itu kedalam tas kesayanganku.

Lihat selengkapnya