Panji duduk di sofa teras rumah Savira. Lelaki itu menunggu semenjak 10 menit yang lalu. Seperti keinginan Savira, Panji akan menemaninya ke mall. Entah kenapa, sekarang lelaki itu memilih untuk mengikuti kemauan gadis itu. Ya... Panji tak mau membuat Savira sedih.
"Udah?" tanya Panji saat melihat Savira keluar dari rumah.
"Udah, yuk!" ajak Savira segera. Mereka pun beranjak ke mobil.
"Tunggu! Gue ikut!" Tiba-tiba langkah keduanya terhenti, menoleh ke belakang, melihat Davira yang terengah-engah dengan nafasnya.
"Gue nggak akan bayarin lo ya! Pakai uang lo sendiri kalau mau ikut!" peringat Savira, sudah tahu dengan kelakuan sang adik yang gemar sekali memorotinya dalam keadaan seperti sekarang, hingga keperluannya tak jadi dia beli.
"Gue juga! Nggak akan mau bayarin lo!" bantu Panji yang tak kalah mengetahui kelicikan Davira.
"Dasar kedit! Pelit! Awas nanti kuburan lo berdua sempit!" decak Davira tak bisa menolak kenyataan.
"Gue belum masuk kuburan sih, lo aja duluan kalau mau coba," ketus Panji, membuat Davira tak tau lagi harus bereaksi seperti apa.
"Terserah deh, yang penting gue ikut!" Tanpa menunggu jawaban. Davira beranjak duluan memasuki mobil yang terparkir di depan rumahnya. Meninggalkan kedua sejoli yang masih terpelongo dengan kelakuan Davira.
"Keturunan siapa sih Vir?!" tanya Panji yang langsung diberikan sorotan mata tajam oleh Savira.
"Oke. Sorry, ayo pergi," jawab Panji sendiri, sudah mengerti dengan tatapan gadis itu.
Mereka pun berjalan menyusul Davira ke mobil dan pergi beranjak dari sana menuju mall di Jakarta.
*****
Setelah melalui perjalanan bising dari Davira, akhirnya mereka sampai ke tujuan.
Sifat Davira yang tak jauh berbeda dengan Savira, membuat kedua sepasang sahabat itu harus menerima dengan lapang dada. Gadis kecil itu terus saja mengoceh sepanjang jalan, membuat orang yang mendengarnya bisa frustrasi mendadak.
"Gue beneran lho Kak! Gue akan cari cowok, biar ada yang nanggung belanja gue!" ucap Davira bersemangat setelah keluar dari dalam mobil.
"Terserah lo Dav," balas Savira tak perduli.
"Ini yang gue heran, kenapa Adek lo matre begini Vir?" tanya Panji sangat menohok.
"Biarin gue matre! Daripada gue minta sama dua makhluk yang nggak ada akhlak kayak kalian!" ketus Davira kesal, merasa dirinya dikatai.
"Terserah Adek aja deh, Abang doa aja, moga dapet ya Dek Davira," ledek Panji.
"Haha.... asal jangan kakek kaya aja yang lo pacarin Dav," tambah Savira dengan tawanya yang tak bisa ditahan.
"Awas ya! Nanti pacar gue kaya dan seganteng Kim Tae Hyung! Mati kutu lo berdua!" teriak gadis itu emosi.
Akhir-akhir ini Davira sangat suka sekali dengan semua hal yang berbau Korea, apapun itu, yang penting Korea. Tapi kali ini dia sangat sangat jatuh cinta dengan salah satu personil BTS itu.
Davira juga sangat mencintai drama Korea, apapun itu asal berbau romantis. Berbeda dengan Savira yang sama sekali tak ingin mengetahui pasal tentang Korea.
"Mana temen lo? si Keysa?" tanya Panji yang tak melihat keberadaannya.
"Entah, gue juga lagi nungguin," jawab Savira mengedarkan pandangannya.
"Lama banget," cibir Davira
"Kita tunggu aja di dalam, biar adem," ajak Panji yang diberi anggukan oleh Savira.
Mereka pun masuk ke salah satu cafe yang berada di mall dan memesan dahulu sebelum Keysa datang lalu duduk di salah satu meja bagian paling pojok. Savira juga sudah memberitahu Keysa untuk bertemu di cafe yang ia tunjukkan. Hingga 5 menit kemudian yang ditunggu pun akhirnya tiba.
"Nahh... itu dia! Keysa sini!" teriak Savira melambaikan tangan kanannya. Panji ikut melirik gerakan tangan Savira. Benar saja, Keysa sudah datang dan langsung menghampiri mereka bertiga.
"Panji?" kaget gadis itu, tampak senang dan malu-malu, Keysa mengambil duduk di hadapan Panji.
Panji hanya membalas dengan senyum, lebih tepatnya dengan senyum terpaksa.
"Gue pikir lo nggak bakal ikut," ucap Keysa masih tersenyum malu-malu.
"Nggak kok," singkatnya tak ingin memperpanjang.
"Vir, gue pengin beli casing HP nih, please!" pinta Davira tiba-tiba.
Panji, Savira dan Keysa refleks melihat ke arahnya.
"Ih, nggak," tolak Savira.
"Kakak Savira nah!"
"Udah gue bilang kan, anak ini bikin ribet sumpah," kesal Savira.
"Kak please! Lo nggak liat casing gue jelek banget! Gue pengin yang baru!" pinta gadis terus sangat memohon.
"Nyebelin banget sih lo!"
"Ingkar janji lo Dav," sahut Panji.
"Kak Panji diam!" balas Davira melotot pada Panji.
"Beliin aja udah Vir, daripada dia ngoceh terus," ucap Keysa membuka suara.
"Hmm... Ya udah deh, gue pergi bentar ya, bahaya nanti kalau dia megang ATM gue sendiri, bisa kosong duit gue," ucap Savira langsung beranjak dari tempat duduknya.