True Love

salisa
Chapter #12

Salah Paham

"Kenapa lo sepanik itu?" tanya Panji menyadarkan Savira.

"Eh, apa?" tanya Savira kembali, jujur dia tak mendengar ucapan Panji tadi.

"Kenapa lo panik banget sama gue?" ulang Panji.

"Lo nanya?"

"Iyalah!"

"Kalau gue di posisi lo, emang lo nggak panik? Salah gitu gue panik sebagai sahabat lo?" oceh Savira kesal.

"Ohh. Oke." Panji mengiakan saja.

"Ayo pulang, gue anter."

"Nggak usah, Vir. Nanti ngerepotin."

"Lo mau gue tinggal sendiri di sini?"

"Tinggal aja, gue cowok nggak lemah seperti lo," balas Panji santai, dia sengaja berbicara seperti itu agar Savira kesal lalu meninggalkannya.

"Sakit aja belagu lo! Ayo pulang gue temenin!" paksa Savira langsung berjalan ke arah Panji.

"Lo nggak ada rasa sedikit pun ke gue?" tanya lelaki itu bangkit dari tidurnya dengan pelan.

"Nggak usah nanya aneh-aneh, gue udah punya pacar."

"Kalau nggak punya boleh nanya aneh-aneh?"

"Bacot! Buruan pulang," kesal Savira langsung merangkul lengan Panji di lehernya.

"Galak banget Mba," cibir Panji berdiri dengan pelan dari kabin dan mengikuti langkah Savira yang merangkulnya.

"Vir," panggil Panji, membuat Savira menoleh dengan wajah mereka yang berjarak sangat dekat.

"A... Apa," gugup Savira, dia pun tak mengerti dengan perasaannya yang tiba-tiba tak keruan.

Deg! Savira merasa jantungnya berpacu begitu cepat, wajah mereka terlalu dekat, Panji juga terus-terusan menatapnya.

"Kenapa pipi lo merah?" goda Panji. Puas mendapati wajah bersemu merah Savira.

"Emang begini pipi gue, karna gue terlalu cantik jadinya merah," asal Savira berusaha mencairkan suasana.

"Lo salting gue lihatin?"

"Bacot!"

"Cie salting."

"Diem, Nji."

"Suka sama gue ya?"

"Gue pelintir tangan lo mau?" tajam Savira melototkan matanya, saat itu juga nyali Panji menciut.

"Ampun Mak," pasrah Panji.

Savira membuang nafas kasar, lalu melanjutkan langkahnya sambil merangkul Panji keluar sekolah hingga menuju parkiran. Savira akan mengantar Panji pulang dengan mobil lelaki itu.

*****

Setelah di parkiran, Savira membuka pintu mobil dan membantu Panji untuk masuk ke dalamnya.

"Lho, kok gue duduk di sini," bingung Panji.

"Gue aja yang nyetir," jawab Savira menutup pintu bagian Panji, lalu memutari mobil dan masuk ke dalamnya.

"Lo nggak izin pulang dulu?" tanya Panji setelah Savira berada di sampingnya.

"Gue pernah bolos karna males, terus bolos karna ngantar lo gue harus berlagak izin gitu?"

"Cie... perhatian," goda Panji lagi.

"Diam!" Savira langsung menjalankan mobil dan beranjak dari sekolah.

"Oke."

*****

Setelah sampai, Savira langsung mengantar Panji sampai ke kamarnya dan membantunya untuk berbaring di kasur.

"Lo gimana pulangnya?" tanya Panji.

"Gue bisa naik taxi."

"Tunggu Raka pulang sekolah, gue suruh Raka anter lo."

"Nggak usah, lama kalau nunggu dia."

"Harus! Nanti lo pulang sama Raka!" paksa Panji.

"Maksa banget anjir."

"Gue nggak mungkin biarin lo pulang sendiri."

"Gue udah besar. Males gue nunggu Raka, lama!"

"Bilang aja nggak mau lama-lama sama gue," cibir Panji.

"Emang! Gerah gue di sini sama lo!" tambah Savira.

Lihat selengkapnya