Waktu semakin cepat berlalu, tak terasa kini kelas XII telah mendapatkan jadwal ujian-ujian try out mereka.
Semua murid mulai sibuk untuk fokus bejalar dan menghabiskan waktu dengan tumpukan soal Ujian Nasional mereka dari tahun-tahun sebelumnya.
Sama halnya dengan Panji, satu bulan ini lelaki itu kerap mendatangi perpustakaan, mencari ketenangan untuk bisa belajar di sana. Tak jarang Keysa menghampiri Panji jika sedang di perpustakaan, dan tak jarang pula Panji mengusir gadis itu terang-terangan.
Tapi 3 hari belakangan ini, Keysa sudah tak berani lagi mendatangi Panji, lelaki itu benar-benar marah padanya, Panji hanya ingin sendiri saat ini.
"Boleh gabung bro?" sahut Jordan, anak basket Panji.
Panji hanya tersenyum mengangguk.
"Nji, ini rumusnya gimana sih?" tanya Jordan menggaruk-garuk kepala sambil menyodorkan kertas soalnya.
"Duh... maap otak gue lagi nggak bisa diajak kerja sama," jujur Panji, karna dia sendiri kepusingan dengan soalnya.
"Ah, payah lo," cibir Jordan sebal.
Panji hanya tersenyum dan fokus kembali dengan soalnya.
"Nji, gimana lo sama Savira?" tanya Jordan tiba-tiba.
"Gimana apanya?" bingung Panji tak menatap Jordan. Masih fokus dengan kertasnya.
"Lo sekarang dingin banget kayak kulkas!" ketus Jordan.
Ya... memang begitu kenyataannya sekarang, Panji sulit sekali tersenyum dan diajak berbicara kecuali dengan kawan tim basketnya.
"Dingin gimana, es batu kali."
"Terserah lo deh, Nji."
"Hm."
Setelah berdebat singkat, seketika beberapa kawan basket Panji yang lainnya datang, yaitu; Madan, Arsad dan Bara. Kedatangan mereka membuat kericuhan yang mengakibatkan para siswa-siswi lainnya terganggu.
"Diem dong, nggak tau apa lagi belajar!"
"Berisik banget sih!"
"Ya Tuhan, bikin nggak konsen tau!"
"Ehhh orang pintar! Diam lo semua!"
"Nggak ada akhlak sumpah!"
Setelah puas mereka berbicara, semuanya pun kembali pada kefokusan masing-masing, dan tak segan memberikan sorotan mata tajam jika mereka ribut lagi.
"Ya ampun, lebay banget!" cibir Arsad.
"Yaelah lo! Udah ribut bilangin orang lebay!" sahut Jordan yang juga ikut terusik seperti murid yang lainnya.
"Fokus bener, Nji," ucap Madan menyenggol lengan Panji.
Panji hanya terkekeh pelan, tanpa menggubris perkataan Madan.
"Bagus lah dia fokus belajar, dari pada fokus ngurusin cewek orang," sahut Bara.
Arsad langsung menginjak kaki Bara menyadarkan lelaki itu.
"Canda Nji, sumpah! Habis fokus banget lo," lanjut Bara menyesali perkataannya.
"Santai aja," jawab Panji tanpa melirik.
"Eh, gue nanti mau nembak Keysa! Lo semua setuju nggak?" tanya Madan. Panji yang tadinya hanya fokus pada kertasnya langsung berdongkak menatap Madan tak percaya.