Panji menghirup udara di jendela apartemennya dengan perasaan gembira. Sama halnya dengan Iby, lelaki itu malah memandang takjub pada pemandangan yang mereka dapatkan di apartemen itu.
"Emang keren ya, Kota Bandung, adem gue di sini," ucap Iby ikut menghirup dengan tenang.
"Gue mau keluar, ikut nggak?" tanya Panji.
"Mau ngapain?"
"Beli HP," singkat Panji.
"Hah? Buat apa?"
"Buat dipakai lah!"
"Emang HP lo mana?
"Ketinggalan di Jakarta, semalam gue baru ingat, ya udah mau ikut nggak?"
"Enak ya anak sultan! Bisa-bisaya ketinggalan," ucap Iby menggeleng.
"Gue bener-bener lupa, kayaknya ada di kamar mandi gue kalau nggak salah."
"Untung banyak duit," cibir Iby.
"Mau ikut nggak?" tanya Panji lagi, mulai bosan.
"Nggak lah, males gue," tolak Iby.
"Hm. Ya udah, gue pergi, bye." Panji langsung keluar apartemen, pergi ke salah satu mall di Bandung untuk membeli ponsel baru.
*****
Panji keluar dari centre-HP yang berada di mall, dia sudah membeli ponsel yang cocok untuknya, tak butuh waktu lama untuk membeli ponselnya.
Panji berniat mencari makan setelah itu, ia pergi ke salah satu restoran yang berada di mall.
Setelah memesan, Panji hanya menunggu sambil meregistrasi ponsel barunya.
Panji mendadak mules, lelaki itu langsung pergi buru-buru ke toilet.
"Aduh...."
"Eh, maaf, gue nggak sengaja." Panji melihat gadis yang ditabraknya dengan tak sengaja. Dia terkagum.
Opini-nya ketika pertama kali melihat gadis itu adalah wanita sholehah karna penampilannya yang berhijab dan berbaju gamis.
"Permisi." Gadis itu langsung beranjak pergi, sepertinya karna risih mendapati Panji terlalu menatapnya.
"Masya Allah," puji Panji menatap kepergiannya. Tak sadar bibirnya terangkat begitu saja.
"Aduh, sakit." Panji langsung bergegas ke toilet setelah merasakan kemulesan pada perutnya kembali.
Mulesnya sempat hilang saat memandang wajah gadis tadi, Panji jadi memikirkan gadis itu. Entahlah, apa ini petunjuk?