True Love

salisa
Chapter #34

Mengakui Perasaan

Davira menatap sang Kakak dengan perasaan sedih, walaupun Davira terkadang mengesalkan, bagaimanapun juga dia tetap sayang pada Savira.

"Udah, jangan nangis mulu lo," ucap Davira berusaha menenangkan, entah sudah berapa minggu Savira menangis tak keruan seperti sekarang, selalu mengurung diri di kamar, keluar hanya makan dan itu pun hanya sebentar.

"Dia nggak pantes buat lo, lo harusnya bersyukur dijauhin sama cowok brengsek begitu." Davira mengelus pundak Savira pelan, berharap Kakaknya mau berhenti menangis. Davira sangat kesal setelah mendengar cerita dari Savira bahwa John telah menghamili wanita lain. Davira mendadak benci dengan lelaki itu.

"Gue... Gue nggak mikirin dia lagi Dav," isak Savira.

"Terus? Kalau nggak mikirin lagi ngapain masih ditangisin?" heran Davira.

"Udah Kak, nggak usah lagi lo buang air mata lo buat cowok nggak tau diri kayak gitu! Dia nggak akan ngelakuin itu kalau dia sayang sama lo! Walaupun dia bilang nggak sadar, tapi dia nikmatin itu kan?"

Savira mendongkakkan kepalanya, tak percaya Davira bisa secermat itu dalam berpendapat. "Kok lo pinter?"

"Maksud lo? Emang gue nggak pernah pakai otak kalau bicara? Bisa-bisanya lo baru tau kalau gue pinter," sombong Davira.

"Nih ya! Gue kasih tau sama lo! Lo harus bersyukur banget sekarang. Andai John ngehamilin lo? Apa itu nggak lebih buruk?" tanya Davira menatap Savira lekat.

"Iya Dav, gue sangat bersyukur, gue bersyukur banget. Gue udah nggak mikirin John dari malam itu, gue udah ikhlas Dav, bahkan gue bener-bener nggak ada rasa lagi sama dia," jelas Savira serius.

"Ya udah, kalau nggak ada rasa ngapain masih ditangisin bego!" kesal Davira.

"Sampai berminggu-minggu lo nangis apa itu udah nggak mikirin?" lanjut Davira.

Savira memperbaiki posisi duduknya, dia menempelkan punggungnya di dinding dekat jendela lalu menatap ke luar jendela.

"Gue mikirin Panji," jujur Savira.

"Hah? Ngapain mikirin Kak Panji?"

"Gue nggak ngerti Dav sama perasaan gue, yang gue tau, sekarang gue kangen banget sama dia," lirih Savira, tangisnya mulai reda.

"Lo suka sama Kak Panji?" tanya Davira blak-blakan.

"Nggak tau," geleng Savira.

"Lo tuh sebenenarnya gimana sih? Bikin gue bingung!"

"Gue juga nggak tau, gue kangen Dav sama Panji."

"Lo itu suka Kak sama Kak Panji!" serang Davira.

"Hah? Enggak, gue kangen doang sama dia," elak Savira.

"Lo itu nggak sadar! Sekarang gue tanya? Apa lo ngerasa kehilangan Panji? Atau kehilangan John?" Davira mendekatkan tubuhnya agar berhadapan dengan Savira.

"Jawab gue Kak!" tegas Davira.

"Gu... Gue."

"Apa!?"

"Iya... Gue ngerasa kehilangan Panji," lirih Savira mulai berkaca-kaca lagi.

Lihat selengkapnya