True Love

salisa
Chapter #33

Mengenal Ajaran Islam

Ini adalah hari ke tujuh Panji dan Iby berkuliah di Bandung. Semenjak kejadian di rumah makan padang lalu. Mereka berdua mulai akrab dengan Citra dan Kirai.

Citra tidak terlalu menanggapi ucapan Iby saat itu. Citra tau Iby hanya mengerjai Panji saja, Citra hanya menganggapnya bercanda, dia tidak terlalu berlebihan menanggapi ucapan Iby.

"Jadi kalian juga udah temanan dari kecil?" takjub Iby menatap Citra dan Kirai bergantian.

"Iya, tapi bedanya kita nggak terpisah dari dulu sampai sekarang," jawab Kirai juga menatap Panji dan Iby bergantian. Mereka berempat sedang berada di kantin kampus, mereka banyak mengobrol tentang masa lalu semenjak seminggu ini.

"Kalian emang udah berhijab dari dulu?" tanya Panji akhirnya bersuara.

"Iya, kita udah diwajibkan sama orang tua pakai hijab semenjak kelas 5 SD," jawab Kirai lagi.

"Ohh," angguk Panji.

"Citra diam aja dari tadi," sahut Iby menatap Citra.

Citra hanya tersenyum sebentar tanpa menjawab Iby.

"Emang gini Kak Iby, Citra jauh beda sama gue, gue mah kalau udah kenal enak diajak ngobrol walaupun belum lama. Kalau Citra harus tunggu satu atau dua bulan, emang gitu Kak anaknya," jelas Kirai tersenyum lebar.

"Ohh," angguk Iby. Panji yang juga geram melihat Citra hanya diam, ikut mengangguk.

"Lo liat aja dari cara kita bicara, Citra bener-bener apa adanya banget kalau ngomong, gue juga belum bisa pakai gamis kayak Citra," lanjut Kirai menjelaskan.

Panji membenarkan hal itu, Kirai lebih gaul dibandingkan Citra, gadis itu masih pakai celana, tidak seperti Citra. Mungkin memang sesulit itu.

"Citra asli Bandung?" tanya Panji menatap gadis itu.

"Iya."

"Kalian emang mau berhijab atau dipaksa?" Iby sangat penasaran dengan itu.

"Nggak kok, kita emang mau sendiri, lagian berhijab itu wajib bagi perempuan muslim," ucap Citra. Panji sedikit terkejut mendapati Citra yang berbicara cukup panjang. Biasanya hanya dua atau tiga kata yang keluar dari mulut gadis itu.

"Kok kaget sih kalian?" heran Kirai melihat kedua lelaki di hadapannya.

"Kaget aja dengar Citra bicara panjang," cengir Iby.

"Lo kaget juga Nji?" Kirai melihat ke arah Panji.

"Sedikit," singkat Panji.

Citra kembali diam saat melihat reaksi kedua lelaki itu yang terlalu berlebihan. Citra memilih tidak bicara lagi saja.

"Emang harus banget berhijab?" Panji jadi ingat sang Bunda dan Savira, seberapa penting sebenarnya berhijab bagi perempuan muslim.

"Wajib, berhijab sangat-sangat diharuskan bagi perempuan muslim, dosa bagi perempuan yang sudah baligh tapi nggak mau tutup auratnya." Panji dan Iby saling menatap satu sama lain setelah mendapat penjelasan dari Kirai.

"Emang dosa?"

Kirai dan Citra membelalakan kedua matanya, bagaimana bisa Panji menanyakan hal itu.

"Dosa lah! Berhijab itu adalah menutup aurat. Menutup aurat adalah hukum syariat islam, kalau nggak mentaati hukum syariat islam berarti sudah melanggar. Dosa atuh kalau melanggar ajaran islam," oceh Citra.

Panji dan Iby dibuat takjub untuk yang kedua kalinya. Lagi-lagi Citra langsung diam seketika. Dia sangat malu.

"Nggak apa-apa Citra, secara nggak langsung lo dan Kirai udah mengajarkan gue dan Panji lebih dalam, mengenai ajaran islam," ucap Iby serius.

"Kak Iby sama Panji kenapa sih nanyain tentang hijab terus? Kalian tenang aja, kalian laki-laki nggak diwajibkan kok pakai hijab," ucap Kirai dramatis.

Lihat selengkapnya