LOGIKA SI YATIM PIATU. [b]
Jaring serat karbon khusus melilit Kalz. Tubuhnya terasa seperti ditusuk es-es kering yang tajam, jaring itu memancarkan medan anti-mutan yang bertujuan menetralisir energi basis kemampuan mereka. Kalz membiarkan dirinya ditarik ke atas. Tindakannya bukanlah sekedar penyerahan diri semata, melainkan pilihan terbaik demi melindungi dua sahabatnya yang sudah ia kenal selama hidupnya itu. Saat Drone mengangkatnya tinggi melewati lapangan pembuangan tua pasar, ia sempat melawan, melirik cepat ke bawah.
Elion yang impulsif berteriak ke atas, “Kalz!” Meninju puing-puing di sebelahnya, dipenuhi keputusasaan.
Mia yang rapuh, hanya bisa menatapnya dibawa pergi, air matanya hangat membasahi debu pasar Manesia.
Melihat mereka, Kalz merasa ada pukulan nyata di dadanya. Dalam hidupnya yang selalu ia anggap ironis dan sia-sia di Manesia yang keras, ternyata ada dua orang yang benar-benar peduli. Kenyataan itu menghantamnya lebih keras daripada jaring serat karbon itu sendiri. Dua sahabat kecil yang selalu menemani hari-harinya di Buma ini. Mereka adalah satu-satunya yang membuatnya takut akan perpisahan yang akan ia rindukan seumur hidupnya.
Teriakan sahabat yang merasakan kehilangan mendalam.
Napas tertahan, Kalz berbicara pelan, suaranya hampir hilang terbawa angin.
“Sialan, Oi Elion, jaga Mia dengan benar. Kumohon.” Matanya sendiri mulai berkaca-kaca.
“Maafkan aku, Oi Mia. Seandainya aku bisa mengendalikan Gelang sialan ini sepenuhnya, kita bertiga pasti punya waktu untuk mengucapkan selamat tinggal yang benar.” Air mata kesedihannya mencapai batasnya.
Ia memaksa memejamkan matanya.
“Selamat tinggal, Oi Sobat,” bisik Kalz tanpa suara.