Pagi setelah adzan subuh, kami sudah bangun. Si Emil terlihat masih berbungkus selimut di kursi kayu. Cuaca masih sangat dingin. Dari jam dinding terlihat pukul 6 pagi. Tapi diluar masih terlihat agak gelap.
Dari dapur terdengar suara piring dan gelas yang disusun. Ibunya Emil sejak subuh tadi memang sudah bangun. Di pagi yang masih terasa sunyi ini sangat mudah mendengar sesuatu dari dapur.
Rasanya gak tahan bersentuhan dengan air pagi ini. Tapi tetap saja harus ke kamar mandi yang terletak di belakang dapur. Hasrat es-pe-pe (sak pipis ; kebelet pipis, istilah di kalangan anak-anak pendaki kala itu) harus diselesaikan segera. Saya pun segera ke kamar mandi.
Air dalam ember yang ditampung dari pincuran bambu terlihat sedikit berasap. Saking dinginnya dan berasa membeku. Mau gosok gigi pun berpikir ulang. Nanti saja.
Setelah urusan es-pe-pe, kembali ke dalam ruangan. Terlihat kopi panas dan ubi goreng telah tersedia di meja tamu. Raju sedang bercakap-cakap dengan bapak Emil.
“Jadi kira-kira, turunnya kembali kesini?”, tanya bapak itu setelah saya mengambil tempat duduk dekat Raju. Terlihat asap rokok mengepul dari mulut bapak tersebut.
Raju menoleh ke samping saya. “Gimana menurut mu, Gor?”, tanyanya seakan saya yang pantas menjawabnya. Dia permisi bangkit berdiri. Mengambil sesuatu dari tasnya. Lalu balik ke tempat duduknya semula. Dan meletakkan roti tawar di meja.
Dalam hati, ada rasa serba salah. Kalau di kasih tahu yang sebenarnya, ada rasa khawatir juga. Tidak ingin menjadi heboh. Bila tidak dikasih tahu, ada hal mengganjal rasanya. Terlebih lagi bapak ini terkesan seperti menyelidik.
Kulihat lagi mata bapak ini. Sorot matanya tajam. Meski orang kampung ada kesan wibawa dari auranya. Bapak ini membuka jendela sedikit. Tujuannya agar asap rokok tidak menumpuk di ruang tamu, disamping hawa segar pagi itu masuk.
Saya alihkan pandangan ke Raju, sambil memikir sesuatu yang bisa ditangkapnya. “Ya, gak apa-apa Gor”, sahutnya pelan. Seperti bisa menangkap pemikiran saya.
Saya tarik nafas panjang dan kemudian menyeruput kopi. Ada hawa hangat dalam dada.