Truly Friend?

Pratiwi_Hwang
Chapter #4

Hari Pertama

💐

"Tapi kayaknya kamu nggak mungkin suka aku deh, kamu kan robot k kkk…."

Jeno tertawa setelah melontarkan kata itu, sementara Hana juga berpura-pura tertawa agar dirinya tidak menjadi bulan-bulanan Jeno.

Dada Hana seperti dipukul, ternyata seperti inilah Jeno memandangnya selama ini. Hana tidak lebih dari sahabat, dan Hana akui dirinya cukup kecewa.

Akhirnya bus datang, bersamaan dengan rintik Hujan yang turun, Jeno segera membuka ranselnya dan memayungi Hana dengan ransel itu.

Lagi-lagi Jeno memperlakukannya dengan manis.

Hana membuka jaket Jeno dan menyelimuti tubuh lelaki itu setelah mendapat tempat duduk.

"Kamu mudah sakit Jen, ayo pakai!" titah Hana, menyodorkan Jaket itu pada Jeno, Jeno yang masih sibuk dengan seragamnya tersenyum dan mengambil jaketnya.

"Kamu yakin udah gak butuh?" Tanya Jeno.

Hana mengangguk yakin, dan kembali mengintruksikan Jeno untuk memakai jaket itu, setelahnya Jeno memeluk tasnya dan menggeser duduknya kedepan.

Hal itu ia lakukan agar bisa meletakan kepalanya di bahu Hana.

"Berat jen!" keluh Hana.

"Mmmmm…"

Jeno Hanya bergumam dan memperbaiki posisi kepalanya, lalu memejamkan mata sipit itu agar tidak diganggu lagi oleh Hana.

Gadis itu pasrah, Jeno tidak akan mendengar apa katanya, jadi Hana membiarkan lelaki itu menikmati tidur siangnya dibahu Hana, lagi pula Hana suka.

Hana menyukai semua perlakuan Jeno terhadapanya, dan Hana juga suka setiap kali Jeno merasa bahagia karnanya.

Jeno pun sama. Bahkan kini Jantungnya berdebar sangat keras, Jeno akui dirinya menyukai Hana. Jeno menyukai semua yang ada pada Hana, sikapnya, tutur katanya, wajahnya, semuanya.

Dialah wanita sempurna setelah sang ibu, dia juga mengerti Jeno sama seperti sang ibu, dan perhatiannya tidak akan pernah terganti.

Namun Jeno memilih untuk memendamnya, Jeno takut terjadi sesuatu dengan persahabatan mereka. Walau Jeno tau Hana juga menyukai dirinya.

Jeno akan bersabar sampai waktunya tiba, saat dimana persahabatan mereka berakhir, digantikan dengan ikhrar pernikahan.

Yah, Jeno sudah memilih Hana untuk masa depannya.

💐

"Semuanya, liat Kamera….3…..2…1.."

Ckkreekk...

"Waaa, kalian benar-benar udah gede."

Johnny, kakak tercinta Hana mengambil foto kelulusan mereka di luar Gedung belajar. Mereka baru saja selesai melakukan upacara kelulusan.

Semua berlalu dengan sangat cepat, bahkan sebentar lagi mereka akan memulai peruntungan di Universitas.

Akhirnya usaha mereka selama ini membuahkan hasil, para dreamie diterima di Reguler University seperti yang mereka inginkan.

Bukan itu saja, Dilan dan Jina juga sudah meresmikan hubungan mereka, membuat Arjun tidak sabar mendapat traktiran.

Akhirnya salah satu dari mereka mengalah dengan ego masing-masing dan menyatakan Cinta.

Sekarang acara telah Usai, mereka juga sudah pulang kerumah masing-masing.

"Menurut kamu... Dilan yang nyatain Cinta duluan atau Jina?" tanya Jeno seraya mengayuh sepedanya.

"Pasti Dilan lah, Jina kan gak mau ngerusak harga dirinya walaupun itu cinta," jawab Hana, yang masih menyeimbangkan posisi duduknya dibelakang Jeno.

Hana tidak ingin berpegangan dengan pinggang Jeno, dengan kata lain memeluknya. Hana masih sayang Jantung.

"Kok jaket aku kamu Tarik-tarik sih Han?, kamu kan bisa pegangan biar gak jatuh!" Jeno.

"Aku nggak mau skinship jen," elak Hana.

Jeno pun menghentikan sepedanya dan menoleh ke belakang.

"Kenapa? Nanti ada yang marah ya kalau kamu pegang aku? Dulu aja kamu ngelakuin itu."

Hana diam, alasan yang ia berikan sedikit tidak masuk akal.

"Nggak mau aja, aku nggak suka skinship mulai hari ini."

Lihat selengkapnya