Truly Friend?

Pratiwi_Hwang
Chapter #5

Selfie?

💐

Kedatangan Yena membuat semuanya mengheningkan cipta, hanya kamera milik Chandra yang masih sibuk merekan.

"Ayo!"

Arjun merangkul Hana, meninggalkan Jeno yang masih sibuk berbincang dengan Yena, sementara Chandra kembali sibuk dengan kameranya.

Aula yang begitu besar dan ramai membuat Hana kesulitan mencari Jina dan Dilan yang sudah berada didalam.

Mereka berkali-kali mengelilingi aula tanpa memutus sambungan telfon, hingga akhirnya mereka bertemu dan semua itu tidak luput dari camera Chandra.

"Jeno mana?" tanya Dilan. Semuanya diam menunggu salah satu dari mereka menjawab.

"Penasaran? Kalian bisa melihat di video Youtube Chandra selanjutnya, Nantikan!"

Bukannya memberitahu, Chandra malah mempromosikan videonya.

"Jeno ketemu Yena didepan," jelas Hana singkat, dan mulai berbaris bersama yang lain.

Akhirnya upacara penerimaan dimulai, pidato yang disampaikan ketua yayasan berhasil membuat mereka menguap.

Namun sesaat setelah ketua yayasan menyelesaikan pidatonya, sang President Mahasiswa berdiri menggantikannya, seketika suasana menjadi heboh dan tidak terkendali.

Jangan tanya mengapa, presiden Mahasiswa beserta jajarannya tengah berdiri di depan, mereka terlihat seperti Kolaborasi antara Boygrup dan Girlgroup ternama.

Terlebih sang president Mahasiswa yang terlihat berwibawa, berdiri ditengah-tengah mereka.

Dreamies yang sudah tau siapa President Mahasiswa hanya memandang heran sekelilingnya.

Doy Janis, dialah President mahasiswa yang terlihat sangat berwibawa itu.

Namun ketahuilah, dia sangat konyol, Bahkan sering dikalahkan oleh Chandra.

Chandra pun kembali melancarkan agresi merekamnya diam-diam.

Suara President Mahasiswa itu terdengar lantang, Chandra benar-benar tidak bisa menahan tawanya.

Hingga barisan depan dibubarkan dan mereka dibagi menurut jurusan.

Mereka harus berpisah satu sama lain, kecuali Hana Jeno dan Arjun.

Ternyata Yena juga mengambil Jurusan Bisnis. Hingga mereka berada di barisan yang sama dengan Gadis itu.

Yena mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Hana.

Hana pun menjabat tangan itu dan tersenyum manis, Yena juga ingin mengajaknya berteman, Hana tidak masalah dengan itu, Hana menerimanya dengan senang hati niat baik Yena, dan mulai berbincang.

Kini mereka telah keluar dari aula dan masuk kedalam Fakultas masing-masing.

Didepan telah berdiri jajaran Badan Eksekutive Mahasiswa yang akan membantu mereka beradabtasi di kampus. Lebih tepatnya orang-orang yang akan menyiksa mereka selama satu minggu kedepan.

Hana ingin kabur saja, terlebih saat sang kakak mengirim pesan jika BEM di kampusnya sangatlah kejam.

Akhirnya penyiksaan dimulai, mereka disuruh berbaris dilapangan.

Kemudian para anggota BEM berdiri sejajar didepan untuk memperkenalkan diri.

Ada Joana Grace, Rosseana, Winwin dan Jeffrey Jung.

Habislah sudah, Hana tidak mengenal satupun dari mereka, terlebih mereka membagi tim menjadi dua, dan Hana harus membiarkan Jeno dan Yena di tim yang sama.

Jeno melambaikan tangan lalu pergi bersama Yena.

"Habislah sudah, kamu gak bakal dapat kesempatan lagi, aku saranin move on aja," bisik Arjun.

"Kok kalian seneng banget sih jahilin aku sama Jeno? Aku gak punya perasaan ya sama dia," bisik Hana balik.

Arjun hanya membuang wajah, mengapa Hana masih tidak mau mengaku.

"Kalian berdua, Fokus!"

Kakak senior mendatangi mereka yang masih ribut.

"Bang Winwin, jangan galak-galak dong bg," Arjun memasang wajah datarnya.

"Makanya diem!" tegas Winwin berbisik, lalu mencari mangsa baru untuk dihardik.

"Kamu kenal njun?"

Arjun melipat tangannya dengan bangga.

"Kenal lah, aku kan pengeran."

"Serah kamu lah Njun," jawab Hana lalu memasang sikap siap, karna seniornya kembali berpatroli.

Kalau tidak salah namanya Jeffrey Jung, tampan, putih bening, dan memiliki dimple di pipinya.

Yah, dia sedang berdiri disamping mereka dan melirik Hana, Hana yang diperhatikan mulai berkeringat, takut jika dirinya akan menerima hukuman.

💐

“Seneng deh Jen, bisa barengan terus sama kamu.”

Yena terlihat bersemangat, matanya berbinar kala melihat Jeno tersenyum kearahnya. Terlebih saat Jeno mengatakan jika dirinya juga senang bisa bertemu dengan Yena lagi.

Jujur saja, gadis itu membuat Jeno berpaling akan kecantikannya, Jeno melihat Yena seperti wanita sesungguhnya.

Jeno memang suka kedewasaan, hal itu bisa ia lihat dari pembawaan Yena yang tenang, tidak seperti Hana yang sedikit manja.

Hana?

Jeno terdiam sejenak memikirkan gadis itu, ada apa dengannya? Bukannya Jeno sudah menetapkan hatinya untuk Hana?

Lihat selengkapnya