Truth and Dare

Ni Luh Putu Anggreni
Chapter #2

Part 2

Setelah makan dikantin kita pun diarahkan untuk melihat pengumuman dimading karena pengumuman pembagian kelas sudah ditempel, Sita dan sahabat-sahabatku berada dikolom kelas IPA barisan ketiga yang menandakan Sita dan sahabat-sahabatnya masuk kekelas X IPA 3 setelah itupun kami masuk kedalam ruang kelas.

Didalam setiap kelas berisi tiga puluh orang siswa dan siswi, Sita memutuskan untuk memilih bangku blok nomor dua dari samping yang paling belakang. Sita melihat tiga bangku yang kosong dan dalam pikirannya.

“oh pasti tiga anak itu gak masuk sekolah hari ini” gumam Sita.

Dikelas baru pun Sita bertemu teman-teman baru dan mereka diperintahkan untuk memilih ketua kelas dan perangkat kelas lainnya. Sebenarnya Sita ingin menjadi bendahara tapi setelah Sita berfikir lagi takut menjadi sibuk dan juga dikarenakan kegiatan Sita diluar jam sekolah pun sudah padat.

Agenda hari ini adalah perkenalan lingkungan sekolah dan pembagian kelas saja, sedangkan untuk agenda besok akan ada pengenalan masing-masing wali kelas, dan juga agenda kegiatan untuk hari ketiga dan keempat karena hari itu adalah kegiatan outdoor sekaligus acara penutupan MOS yang akan diadakan pada hari keempat.

Bundaaa:

Ta, ayah gak bisa jemput kamu karena meeting dikantor clientnya, kamu pulangnya naik angkot aja ya. Hati-hati sayang, I love you

Sepulang sekolah seperti jaman Sita smp sahabat-sahabatnya mengajaknya untuk nongkrong sebentar dicafe yang tepat berada didekat sekolahku, tapi sayangnya hari itu Sita sangat lelah dan memutuskan langsung pulang. Setelah sekitar 30menit ayah Sita tidak datang menjemput Sita dan pada saat itu pun hp Sita bergetar menandakan ada pesan masuk.

“Ish kenapa bunda mendadak banget kasi tau gue, tau gitu gue ikut deh sama Yura tadi” Sita pun berdecap dan berjalan menuju halte depan untu menunggu bus atau angkot yang lewat. Selama Sita jalan ada dua preman yang mengganggu Sita, rasa takut mulai menghantui Sita tapi kata ayah Sita gak boleh takut, Sita hanya fokus berjalan menuju halte tapi para preman itu malah menggodanya.

“Ada neng cakep nih”

“Mau kemana neng, ikut abang aja yuk kita seneng-seneng sebentar”

“Wih jo ni cewek gagu ternyata, hahahaha” preman terus mengodanya dan ingin meraih tangannya tapi langsung Sita tepis sebagai perlawanannya, Sita pun memberanikan diri untuk berbicara.

“Maaf mas tolong jangan ganggu saya mas, saya mau pulang” aku pun terus berjalan namun mereka tetap mengikuti Sita dan memaksa Sita untuk ikut bersama mereka.

“Ih neng sombong pisan sih, ikut abang bentar neng nanti juga enak kok neng” mereka memaksaku untuk itu bersama mereka, mereka mencengkram keras tangan Sita yang membuat Sita semakin takut, tak ada yang bisa Sita lakukan lagi, gang sekolah Sita tiba-tiba menjadi sangat sepi, Sita pun hanya bisa teriak sekecang-kencangnya mereka mendorong Sita hingga Sita tersungkur ketanah, Sita hanya bisa pasrah.

“Tolong!, tolong!, bunda tolong aku bun” Sita teriak lagi seperti itu

“Hei, lo jangan ganggu cewe gue!” tiba-tiba preman itu pun tersungkur ketanah akibat ada yang menendangnya, sedikit terkejut karena Sita melihat kak Pandu tengah berkelahi dengan kedua preman tersebut, mereka saling pukul satu sama lain dan preman itu meminta ampun hingga kabur entah kemana, pada saat itu Sita pun khawatir sehingga langsung menghampiri kak Pandu. Sita melihat ada sedikit darah diujung bibirnya.

“Kak Pandu gak apa?, itu bibir kakak berdarah” Sita khawatir dengannya karena dia yang membuat Sita selamat dari kedua preman itu.

Lihat selengkapnya