Truth and Dare

Ni Luh Putu Anggreni
Chapter #8

Part 8

OOOOO

Azka berjalan kearah balkon kamarnya. Ia mengusap-usap lengannya yang terbalut sweater hitam, berharap tubuhnya mendapat rasa hangat. 

Azka memalingkan wajahnya lurus pada hadapannya sekarang dan sesekali menghadap langit yang tidak memberi kesan cerah hari ini, hujan pasti akan turun sebantar lagi. Hari ini Azka dilanda rasa yang aneh mengapa ia sesibuk itu memikirkan keadaan Sita.

Tiba-tiba datanglah para sahabat dan teman-teman nongkrong Azka yang sudah berjanji untuk berkumpul dirumah Azka.

"Lo pada ngapain kesini?" secara ketus Azka karena mereka sempat menggangu lamunannya.

"Lah pake nanya nyokap lo katanya gak ngebolehin lo keluar jadi ya kita semua kesini buat jenguk lo" ucap Bagas dengan polos dan Azka hanya ber o ria.

Setelah itu mereka lanjut untuk saling bertukar cerita dirasa telah bosan akhirnya Raka mengusul untuk main. Raka selalu memiliki ide untuk mencairkan suasana. Raka adalah orang yang sudah lama mengenal Azka baik dari tingkah laku dan hubungan Azka dan perasaan Azka saat ini. Raka menduga Azka memikirkan hal yang tidak biasa. 

"Pasti mikir cewe yang kemarin sama dia, lo emang gak pernah segininya sama cewe" gumam Raka. 

"Mending kita main aja yuk" ucap Raka untuk mengusir rasa bosannya, semua serentak menoleh padanya.

"Napa lo pada ngeliat gue kaya gini?" ucap Raka sambil mengeritkan keningnya karena sedang teman-temannya menatapnya aneh.

Karena semua meng-iyakan akhirnya Raka memutuskan untuk memulainya. 

"Emang kita mau main apa?" tanya Bagas yang sedang menguyah makannanya. 

”Wait-wait teman kalian yang ganteng ini selalu banyak ide" ucap Raka dengan sangat percaya diri. 

"Dih emang situ ganteng?! Gantengan juga gue kemana-mana" celetuk Azka yang tak mau kalah. 

Setelah lama memikirkan beberapa gamenya akhirnya mereka memutuskan bermain truth and dare yup permainan yang ada sejak tahun 1712 yang terkenal dibangsa Yunani itu.

"Truth and Dare" ucap Raka sambil menjentikan jarinnya.

"Lo kira jaman bocah main begonoan?!" gerutu Andra yang seakan tidak terima akan permainan itu.

"Ayo ngaku lo kalo lo itu takut ya" ledek Bagas dan teman-temannya yang lain.

"Okeh siapa takut" potong Azka yang mengiyakan permainan tersebut. 

Akhinya Raka mengambil botol minumnya yang ia selalu bawa didalam tasnya.

"Ini adalah botol minum keramat kesayangan gue dan gue yakin gue bakalan menang ngelakuin ini semua" ujar Raka memamerkan botol minum hitan yang terkesan biasa saja.

Permainan pun dimulai.

Putaran pertama mengenai Bagas, Bagas memilih Dare dan Bagas mendapat tantangan dari semua teman-temannya untuk menelfon Mutia mantan Bagas yang putus karena Bagas kebanyakan ngehalu.

Putaran kedua mengenai Andra, dapat mereka lihat bawa dari tatapan Andra, Andra sangatlah gugup.

"Gue pilih truth" jawab cepat Andra. 

"Oh tidak semudah itu ferguso anda akan kita kenai Dare sayang" ucap Raka dengan lebut dan mengundang ledekan kepada Andra. 

"Gak adil dong" celetuk Andra.

"Gue tantang lo untuk bilang ke Bram kalo lo udah matahin semua rokok yang ada ditasnya dia tempo lalu" ucap Raka.

"Ganti yak, gue waktu itu gak sengaja gue kita punya satpam di cafe itu, gue takut lo tau Bram kaya apa bisa abis gue"ucap Andra. 

"Dicoba dulu gue yakin kakak gue gak bakal marah" goda Azka yang tak bisa menahan tawanya. 

Sesampainya dikamar Bram, Bram mengeritkan keningnya pada saat Andra langsung masuk. 

Lihat selengkapnya