Trying to Fix You

Nabila
Chapter #4

The Girl in The Street

Ava merasa jarak dari satu ujung ke ujung lainnya di gang ini menjauh. Berbeda sekali dengan perasaannya yang tadi.

Ava pun menaikkan kecepatan kakinya. Darah di pipinya dan air matanya seperti saling berlomba untuk jatuh ke tanah. Ava terisak, ia tidak pernah se-shock ini.

Sejak tadi ia sudah melepaskan potongan tangan Carol, Ava tidak ingin mengingat kejadian tadi. Tubuhnya akan bergetar hebat dan itu akan memperlambat laju langkahnya.

Setelah Ava berhasil keluar dari gang itu, dia pun meminta tolong dan memberi tahu orang di sekitar bahwa ada pembunuh dalam gang itu. Dan salah satu dari orang orang itu pun menelepon polisi.

Ava berteriak, "Kita tak punya cukup waktu untuk menunggu polisi tiba! Teman ku di sana dan nyawanya dalam bahaya!" Ava terisak hebat, tetapi sayangnya rasa curiga orang-orang itu lebih besar daripada rasa empati mereka.

Tapi, hei, Ava mencoba berpikir rasional, siapa yang tidak curiga dan takut dengan wanita yang berteriak di tengah-tengah ramainya jalanan dengan pipi yang sobek? Dan tidak ada yang tahu kan, bisa saja Ava mengidap kepribadian ganda dan membunuh temannya sendiri.

Jadi, orang-orang itu lebih memilih menunggu polisi daripada harus membahayakan nyawa sendiri.

5 menit kemudian, polisi pun datang,

Durasi yang cukup lama untuk laporan pembunuh, pikir Ava

Setelah beberapa polisi keluar dari mobil, Ava pun segera membimbing para pria berseragam itu ke arah gang tadi.

Dan setelahnya, Ava menemukan mayat. Matanya terbelalak kaget, bukan.. itu bukan Carol!

Itu adalah mantan kekasihnya, James! Ia benar-benar tidak menyangka. Permainan macam apa yang orang itu mainkan padanya?!

Para polisi saling memandang dengan wajah beragam, tetapi satu hal yang pasti, semua sorot wajah itu, menandakan kengerian.

Bagaimana tidak, James, tergeletak tidak bernyawa dengan pakaian yang compang camping bahkan bajunya hanya menutup beberapa bagian saja di badannya. Selain itu, matanya terbelalak seperti orang yang sangat ketakutan, dengan dada yang sobek seperti ada orang yang sengaja mengasah pisau tumpul di atas dadanya.

Tak lupa tulang pahanya yang telah terlihat serta wajah yang dulunya tampan itu, telah terlihat tulang pipinya.

Ava benar-benar shock, kakinya melemas. Tidak pernah ia bayangkan akan melihat kondisi orang yang nyawanya telah dicabut seperti ini. Ini sangat mengenaskan.

Dia memang membenci James, tapi tidak mungkin juga Ava tega melihat kondisi tubuhnya seperti ini saat mati.

Setelah keheningan yang cukup panjang,

"Kami minta maaf atas yang terjadi pada mu, Nona. Tapi kami tetap harus membawa mu ke kantor kami terlebih dahulu, setelah itu kami akan membawa mu ke rumah sakit. Kau masih bisa berbicara kan, Nona?"

Lihat selengkapnya