Tsurat Abadi

Harjo S. Royani
Chapter #27

Dua Puluh Enam

Embusan angin melewati ventilasi udara. Cahaya matahari yang mulai menampakkan kekuatannya, juga memasuki kediaman Black. Menghampiri mereka berdua yang sedang berkumpul untuk menyantap sarapan mereka. Jam dinding di ruang makan menunjukkan pukul sepuluh. Ditemani Red, Black menyantap sarapan pagi mereka.

“Mbak,” Black memanggil asisten rumahnya. “Nanti jangan lupa dibersihkan ini semua. Hari ini mbak masak untuk mbak saja. Saya dan Dimas kemungkinan tidak pulang hari ini.”

“Iya, Pak.” Asisten rumahnya sedang berada di wastafel, mencuci beberapa peralatan masak yang Ia gunakan untuk memasak makanan untuk tuannya, dan menjawab omongan tuannya. Kini, Ia harus berada di dalam rumah besar sendirian lagi. Tak jarang tuannya yang satu ini tidak pulang untuk satu hingga dua hari. Ia tidak pernah tahu dan tidak pernah berani menanyakan kesibukan tuannya yang membuat tuannya tersebut tidak pulang ke rumah. 

Di meja makan, Black lebih dahulu menyelesaikan makanannya daripada Red. Sendok yang telah digunakan untuk menyantap sarapannya kini diletakan di atas piringnya. Tidak lama, Ia mengambil satu botol obat yang berada di bagian kiri saku celana bahannya. Ia berdiri terlebih dahulu untuk merogoh botol kecil plastik yang transparan, kemudian duduk kembali setelah berhasil meraihnya. 

“Red, kita harus mulai bertindak,” Black memulai pembicaraan. “Kita harus mempercepat permainan hari ini.” Ia meletakkan botol pil-pil tersebut di atas meja dan menatap langsung ke arah Red

“Kenapa begitu? Red menelan terlebih dahulu makanan yang berada di mulutnya sebelum merespon pembicaraan Black. “Kenapa harus hari ini?”

“Ya, hari ini. Mereka berlima akan berkumpul di satu tempat yang sama lagi,” Black menjelaskan. “Kau belum melihat ponselmu?”

“Belum. Apakah ponsel ku berkata demikian?” Red menyantap makanannya untuk terakhir kalinya dan menghabiskannya.

“Ya,” Black menggeser botol pil tersebut dengan tangan kanannya sekuat tenaga agar sampai di dekat Red. “Itu ada lima pil obat tidur dengan dosis tinggi. Cukup tinggi untuk membuat kita tertidur untuk selamanya.”

“Jadi, ini adalah akhir untukku.” Red menatap botol tersebut sejenak. 

Lihat selengkapnya