"Dhody!" Josephine langsung bergegas bangun dari tempatnya.
Rintihan Dhody membuat dirinya ingin langsung menghampiri pacarnya. Ia berlari menuju pacarnya dan menjatuhkan dirinya tepat di sisi kanannya. Pistol yang terlepas dari tangannya Dhody dan tergeletak di tanah, Josephine singkirkan sejauh yang dia bisa dari posisinya yang sedikit berlutut di samping Dhody. Fahra yang melihat Josephine berlari begitu saja, tidak sempat meraih tangannya Josephine dari tempatnya berdiri.
"Kenapa sih? Kamu kenapa harus ngelakuin ini?" Josephine mulai menangis.
Josephine berusaha untuk menghentikan perdarahan yang terjadi di bahunya Dhody dengan tangannya. Tetapi itu hanya membuat Dhody semakin kesakitan.
"Josephine, mundur!" Fahra berteriak dari tempatnya menembak.
Josephine tidak memperdulikan teriakan Fahra. Ia masih menangisi tindakannya Dhody.
Aldo langsung bangun dari tempatnya. Baku tembak yang terjadi begitu sengit telah berhenti. Kekalahan ada di pihak Dhody. Dia berpikir, apakah dirinya akan mati sama seperti Andre, atau mungkin ini hanyalah skema buatan mereka untuk membunuh dirinya. Lagi pula, Dhody merupakan pacarnya Josephine. Meski begitu, Ia memberanikan diri untuk keluar dari tempatnya berada. Ia menyusul Fahra yang sedang berjalan menghampiri Dhody. Black menyusul berjalan berbarengan di sebelah kanan Dhody.
"Kalian gila!" Josephine mulai berteriak.
"Tenang lah, Joe!" Fahra membentak sedikit. "Dia tidak akan langsung mati. Hanya bahunya yang terluka."
"Ini semua hanyalah akal-akalan kalian saja, kan, agar Aku mau bergabung dengan kalian?" Aldo mulai melepaskan isi pikirannya.
"Keparat, kau!" Josephine marah.
Josephine bangun menghampiri Aldo dan menampar wajahnya. Pipi kanannya Aldo langsung memerah akibat tamparan tersebut. Fahra dan Black terkejut. Aldo tidak membalas tamparan dari perempuan. Ia tidak membalas tamparan tersebut. Jika Aldo membalasnya, itu akan merusak prinsip geng yang Ia pegang teguh, meski gengnya sudah hancur. Bagi gengnya, Aldo, atau siapapun yang berada di dalam gengnya, tidak boleh menyakiti perempuan secara langsung, seperti membalas tamparan mereka. Hanya jika terjadi ketidak-sengajaan seperti penembakan massal atau pengeboman suatu tempat yang menyebabkan ada satu ataupun beberapa perempuan yang menjadi korban. Maka dari itu, meski Aldo sangat ingin membalasnya, Ia tidak bisa melakukannya. Genggaman tangannya terhadap headsetnya semakin keras dan berusaha sekuat mungkin untuk menahan rasa ingin memukul balik.
Dhody yang melihat Josephine menampar seseorang, langsung tertawa dan bangun dari posisinya. Ia kini duduk dan bersandar di pohon.
"Ahahahaha."
Masih bisa tertawa ya, kau." Ujar Black.
Josephine menghampiri Dhody kembali. Tetapi, ketika mencoba melanjutkan tindakannya untuk menghentikan perdarahan Dhody, Dhody menepis tangannya Josephine dengan tangan kirinya. Josephine langsung kaget.
"Keterlaluan, kau!" Fahra merebut pistol Black dari tangan kirinya. Ia arahkan pistol tersebut ke arah Dhody berada. Black pun membiarkan hal tersebut. Peluru terakhir dari pistolnya telah keluar dari tempatnya dan berhasil melukai Dhody. Meski begitu, hanya Black yang mengetahui kondisi pistolnya tersebut. Josephine yang melihat pistol tersebut, langsung bangun menghampiri pistol tersebut. Menutup lubang jalan keluarnya peluru pistol dengan telapak tangan kanannya.
"Honey, please. Can you tell me why you did this? What happens with your trip?" Josephine memohon penjelasan ke Dhody.
"Hahaha. Jika kau mau tau kenapa Aku melakukan ini semua. Jawabannya tentu saja untuk memenangkan permainan ini." Ujar Dhody.
“Wait. Honey, kamu menerima paket dari Black juga?” Sejak kapan?” Josephine menahan tangisannya. Ia berusaha untuk berhenti menangis. Sesekali mengusap air matanya yang tanpa sengaja keluar.
“Ya, tentu saja. Tepat dimana Aku membuka paket yang tertuju kepada kamu.” Ujar Dhody.
“Astaga.” Josephine terkejut. Ia tidak habis pikir.”
“Black, apakah itu benar?” Fahra menanyakan hal tersebut kepada Black. Ia menurunkan pistolnya dari hadapan Dhody. Melepaskannya dari genggaman Fahra, tetapi masih menggenggamnya dengan tangan kanannya.