Tsurat Abadi

Harjo S. Royani
Chapter #35

Tiga Puluh Empat

…dua hari sebelumnya.

Pagi hari, sekitar jam 9 lewat, seseorang meneriaki paket dari luar rumah Josephine dan Dhody. Dhody yang sedang menyeruput kopi susunya di depan pintu kamarnya, langsung pergi ke lantai bawah dan membiarkan pintu kamarnya terbuka.

Dhody turun menuju pintu depan. Melangkahkan kakinya di setiap anak tangga yang berhadapan langsung dengan dapur. Ia berjalan melewati dapur dan langsung membuka pintu depan ketika sampai. Kunci yang tergantung pada lubangnya Ia putar dua kali dan Ia tarik pintu tersebut. Dihadapkan dua buah kotak berwarna coklat dan putih. Kedua kotak tersebut ditumpuk tepat di depan pintu rumahnya. Kotak berwarna putih berada di atas kotak coklat. 

Dhody ambil kotak tersebut dengan kedua tangannya dan dibawa masuk ke dalam rumah. Pintu rumahnya Ia biarkan terbuka agar angin segar di pagi hari dapat masuk ke rumahnya. Kedua kotak tersebut Ia letakkan di atas meja di sebelah kopi susunya. Ia ambil remote televisi yang tergeletak di atas meja di samping Ia meletakkan kedua kotak tersebut dan Ia nyalakan televisinya. Acara musik di pagi hari yang muncul di layar televisi yang Ia nyalakan. Tetapi Ia tidak menyaksikan televisi tersebut. Ia sibuk dengan membuka kedua paket tersebut. 

Dhody buka kotak yang lebih kecil terlebih dahulu. Kotak yang berwarna putih tersebut hanya seukuran tangan anak kecil. Dengan kuku ibu jarinya yang panjang, Ia tekan plastik pembungkus kotak tersebut pada sela-sela penutupnya. Setelah berhasil disobek, ia lepaskan plastik tersebut dan menyingkirkan plastik tersebut ke sisi lain mejanya. 

"A pen?" Kotak tersebut berisi sebuah busa hitam yang menyanggah pulpen emas yang berada di tengah kotak tersebut. 

Di sudut kotak tersebut, terselip sebuah kertas kecil yang seukuran kartu nama. Tertera gambar candi dengan atap datar di atas kertas tersebut. Itu merupakan sebuah candi yang Ia yakini sebagai simbol kerajaan Salakanagara. Sebuah kerajaan yang Ia yakin kerajaan paling tua yang pernah berdiri di tanah jawa. Ia ambil kertas tersebut dengan tangan kanannya dan Ia balikan kertas tersebut. Di sisi lainnya tertera tulisan undangan.

INVITATION. 

To All of you who received these packages. 

KILL OR BE KILLED. 

"What the f*ck!" Ujar Dhody. 

Ia tidak mempercayai hal tersebut. Ia letakkan surat tersebut kembali ke dalam kontaknya. Ia ambil pulpennya dan ia putar sedikit untuk melihat desainnya. Ternyata, sudah tertera nama dia di sisi pulpennya.

"Tapi bagus pulpennya."

Disingkirkan kotak tersebut ke sisi meja yang lain untuk membuka kotak berikutnya. Kotak yang lebih besar yang berwarna coklat Ia buka. Terlihat sebuah buku usang berwarna emas yang mengisi kotak tersebut. Sama seperti kotak pertama, terdapat kertas kecil yang tertera gambar candi yang menjadi simbol kerajaan Salakanagara. Sebuah undangan yang sama persis yang ada didalam kotak warna putih. Meski begitu, hanya kalimatnya saja yang sama. Garis tipis yang berada di pinggir kertas tersebut memiliki warna yang berbeda. Sepertinya garis tersebut mengikuti warna kotaknya.

Ia ambil buku tersebut dan Ia cari nama siapa yang tertera pada buku usang tersebut. Tak butuh waktu lama untuk menemukannya. Tertera nama Josephine di sisi samping buku tersebut. 

Meski begitu, Ia sama sekali tidak paham dengan maksud semua ini. Ia masukan buku tersebut kembali ke dalam kotaknya, tetapi, tidak dengan kertas undangannya. Kertas undangan yang seharusnya diterima oleh Josephine Ia ambil dan Ia masukkan ke dalam saku depan celana pendeknya. Sedangkan kotak yang berisi pulpen dengan nama dia yang tertera, Ia sembunyikan di bawah sofa yang Ia miliki. Ia dorong ke tengah kolong sofa tersebut agar tidak ditemukan oleh Josephine. Ia duduk kembali dengan posisi santai di atas sofa berwarna hijau tersebut. 

…siang hari di dalam mall.

"Rebut benda tersebut dari para pemiliknya. Cantumkan nama Anda di benda tersebut. Dan selesaikan permainan ini." Ujar Black dari dalam layar handphone Dhody.

"Astaga," Ujar Dhody dalam hatinya. "Dan sekarang, Aku harus melawan Josephine untuk dapat bertahan hidup."

Lihat selengkapnya