“Ketik reg, spasi tahu, kirim ke 1809.” Layar televisi menampilkan sebuah layanan langganan untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan sehari-hari para selebriti.
Secara perlahan, Josephine membuka matanya. Sinar matahari pagi memasuki ruangan kamar secara cuma-cuma melalui jendela rumah sakit dan menyinari dirinya. Plafon rumah sakit berwarna biru muda - sungguh sangat muda hingga tidak dapat dibedakan dengan warna putih - dengan lubang yang menjadi tempat lampu ruangan yang diatur di tengah-tengah ruangan kamar, menjadi hal yang pertama yang Ia lihat.
Selain itu, secara perlahan Ia mendengarkan suara yang muncul dalam beberapa detik sekali. Suara itu berasal dari alat yang berada di sebelah ranjangnya. Suara tersebut begitu pelan dan halus, muncul setiap tiga detik sekali. Ia tidak menyadari suara tersebut merupakan suara yang berasal dari alat pendeteksi aktivitas jantung yang terhubung langsung dengan jantungnya. Tidak lama kemudian, suara-suara lain mulai menghampiri telinganya. Televisi yang berada tepat di depan kasurnya - sekitar satu hingga dua meter, menampilkan program acara kuis hiburan dari salah satu stasiun televisi swasta. Suaranya yang begitu meriah mulai menghampiri telinga Josephine seperti suara-suara lainnya. Ia mulai dapat menggunakan telinganya dengan baik secara perlahan.
Ia pun mendengar suara seseorang yang berada di dalam toilet. Ia mendengar suara air yang berputar-putar untuk pergi meninggalkan kloset tempat air tersebut berada dan menggantinya dengan air yang sudah ter-filterisasi. Tak lama setelahnya, terdengar seseorang membuka kunci pintu dan menutup pintunya kembali. Kemungkinan itu suara dari orang yang sama yang baru saja menggunakan kloset toilet dan keluar pergi dari toilet tersebut ketika telah selesai menggunakannya.
Suasana pagi yang asri dan tentram membuat Ia dapat mendengar suara langkah kaki dari orang tersebut meski Ia tidak tahu sedang berada dimana. Yang Ia rasakan saat ini adalah adanya cairan yang masuk secara perlahan ke dalam tubuhnya melalui tangannya. Itu dapat dipastikan merupakan sebuah cairan infus yang sedang mengalir dari botol infus yang tergantung pada tiang yang berdiri di sebelah kiri dari ranjang tempat Josephine berada. Dan juga, dari penglihatan matanya, Ia dapat mengetahui kalau Ia berada di tengah ruangan.
Setelah beberapa langkah terdengar, orang tersebut muncul dari sudut ruangan arah pintu keluar berada. Sepertinya tembok yang berada disebelah kanannya yang menyisakan beberapa centimeter untuk jalan menuju pintu keluar kamar adalah tembok yang dibangun untuk toilet. Toilet yang berada di dalam ruang kamarnya ditempatkan di dekat pintu keluar.
Josephine pun menggerakkan kepalanya untuk melihat siapa itu. Secara perlahan Ia mengubah arah pandangnya ke arah suara kaki tersebut berasal. Wanita paruh baya dengan menggunakan pakaian rumah dan hijab merah tua, berdiri di dekat dinding toilet tersebut. Josephine melihat wanita paruh baya yang sedang menatap dirinya secara terkejut. Wajahnya sangat memperlihatkan kalau dia kaget melihat Josephine. Wanita tersebut menatap dirinya sebelum akhirnya Ia berteriak dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
“Dokter, Dokter!” Seorang wanita paruh baya berteriak.
Wanita tersebut lari keluar begitu saja melalui pintu kamar tersebut. Josephine yang melihat wajah wanita tersebut menyadari kalau itu adalah Ibunya sendiri. Ketika Ibunya telah menghilang dari tempatnya berdiri tadi, Ia mengubah pandangannya ke sudut kiri ruangan. Terlihat sebuah jendela yang terhubung balkon ruangan. Langit biru dengan matahari yang bersinar terang dapat terlihat melalui jendela tersebut. Selain itu, Ia pun dapat melihat dinding lain dari bangunan yang sepertinya juga terhubung dengan ruangannya. Ia pun sadar kalau gedung tersebut merupakan bentuk gedung dari sebuah rumah sakit. Dan itu artinya, dirinya sedang berada di sebuah ruang kamar rumah sakit. Mengingat tangannya yang dapat Ia rasakan ada sebuah selang kecil yang memasuki tangannya dan mengalirkan cairan ke dalam dirinya, dugaan tersebut benar adanya.